Lihat ke Halaman Asli

Derby Asmaningrum

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Mengenal Metro, Kereta Bawah Tanah, MRT-nya Kota Paris di Prancis

Diperbarui: 16 Januari 2023   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan area peron di salah satu stasiun kereta api bawah tanah di Paris, Prancis (foto: Derby Asmaningrum)

Mau menikmati kota Paris di Prancis sebenar-benarnya? Silakan bawa diri anda berpetualang dari Menara Eiffel menuju Le Musée du Louvre lalu berpindah ke Katedral Notre Dame dan berakhir di monumen L'Arc de Triomphe dan kawasan Les Champs-Élysées dengan menumpang angkutan kotanya. 

Lupakan dulu bus turis Hop On Hop Off dan rasakan betapa asing dan nikmatnya bercampur dengan nuansa lokal. Anda belum bisa dibilang sah menjejakkan kaki di Paris secara utuh jika belum mencoba menumpang transportasi umum di sini yang juga menjadi salah satu ciri khas kota Paris, yaitu sang kereta api bawah tanahnya.  

Hadir dengan trek kereta yang berada di bawah tanah (underground) dan di atas permukaan jalan (elevated railway), Métropolitain atau Métro Parisien atau orang-orang cukup menyebutnya Métro adalah sistem transportasi transit cepat yang menghubungkan 20 arrondissements (sebutan untuk distrik administratif) di kota Paris yang luasnya 105,4 km persegi ini. 

Métro Parisien berada di bawah kepemilikan negara Prancis dan dijalankan sepenuhnya oleh sebuah perusahaan induk bernama RATP (Régie Autonome des Transports Parisiens)

RATP yang disahkan pada 21 Maret 1948 ini telah mengepakkan sayap hingga ke banyak negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, India serta Arab Saudi.

Saat ini, perusahaan tersebut merupakan operator terbesar kelima di dunia dalam kategori transportasi umum sekaligus menjadi operator transportasi publik kota Paris menaungi delapan sarana angkutan umum sehari-hari di antaranya tramway, bus, métro dan RER (Réseau Express Régional), sebutan untuk commuter rail yang menghubungkan Paris dengan wilayah pinggiran kota. 

Membayangkan kota Paris yang dibilang kota romantis, tujuan wisata, berada di negara maju, modern atau apalah terserah anda menilai, jangan kaget lalu nyinyir jika ternyata stasiun métro-nya terlihat biasa-biasa saja, malah mungkin terkesan tua, kuno, terkadang pintu masuknya nggak bersih-bersih amat dan tidak seharum deodoran atau wewangian cairan pembersih lantai favorit anda. 

Penampakan stasiun-stasiun métro di Paris sangatlah apa adanya, tanpa lampu kelap-kelip bling bling apalagi tampil canggih futuristik. Pintu masuk utamanya rata-rata tidak terlalu besar dan di beberapa stasiun ada yang didesain secara artistik terinspirasi dari aliran seni tempo doeloe. 

Salah satu pintu masuk stasiun métro dengan tulisannya yang khas (foto: Derby Asmaningrum)

Métro di kota mode ini beroperasi mulai pukul 05.30 pagi dengan kereta terakhir antara jam 00.30 hingga 00.40 tengah malam kecuali di hari Jum'at dan Sabtu yang selesai pada pukul 01.30 hingga jam 01.40 dinihari. 

Di depan stasiunnya, kadang-kadang terdapat beberapa pedagang (biasanya pendatang dari Bangladesh dan Srilanka) yang berjualan mulai dari jagung bakar, buah-buahan seperti mangga, nanas, jeruk, pisang bahkan dulu banyak penjual DVD bajakan yang ikut ngelapak terang-terangan di dalam stasiun. 

Berjualan di stasiun adalah ilegal karena berada di area properti milik RATP sehingga tidak heran mereka selalu bermain meong-meongan alias kucing-kucingan dengan petugas security RATP yang antusias melakukan kontrol secara random dan tiba-tiba siang malam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline