Lihat ke Halaman Asli

Punya Motor = Orang Mampu

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Bila di luar negeri, orang yang memiliki mobil atau motor pribadi berarti dianggap orang mampu" Ujar Evi, Humas Pertamina saat wawancara di RRI Surabaya, Jum’at pagi ini (1/6), dalam sebuah acara talk show di RRI Surabaya. Pernyataan tersebut disampaikan berkaitan dengan sosialisasi penggunaan BBM non subsidi, yang mulai Juni ini sudah diterapkan di beberapa SPBU.

Pelaksanaan penggunaan BBM non subsidi tampak terlihat di beberapa SPBU di Surabaya dengan menaruh papan petunjuk untuk kendaraan bermotor yang “sukarela” mengisi kendaraannya dengan BBM non subsidi. Meski dalam kenyataannya kebanyakan pemilik kendaraan bermotor ternyata lebih suka mengarahkan kendaraannya ke pengisian bensin premium subsidi.

Mungkin bila kita mengacu pada negara-negara dengan sistem transportasi massal yang telah tertata dengan baik dan infrastruktur penunjang yang memadai, pernyataan Humas Pertamina tersebut memang benar adanya. Tetapi bila pernyataan tersebut diterapkan di Indonesia, alangkah naifnya pernyataan tersebut.

Di Indonesia, masyarakat lebih memilih untuk membeli moda pribadi karena efektifitas, efisiensi, keamanan dan kenyamanan daripada naik moda transportasi massal. Hal ini disebabkan belum terintegrasinya jalur moda transportasi massal sehingga masyarakat harus berkali-kali berganti kendaraan umum untuk ke tempat tujuannya, itu akan menyebabkan pembengkakan anggaran. Belum lagi kondisi moda transportasi massal di Indonesia yang jauh sekali dari nyaman dan tercukupi. Coba dilihat saja pada jam-jam sibuk di perkotaan, dimana banyak moda transportasi massal penuh sesak dengan penumpang yang kebetulan belum punya moda pribadi, belum lagi faktor keamanan yang sangat rawan.

Andai saja para pejabat dan pembuat kebijakan sudi untuk tidak menggunakan moda dinas atau pribadinya dan berganti dengan moda transportasi massal seperti yang pernah dilakukan Meneg BUMN, Dahlan Iskan, pasti mereka akan memahami mengapa masyarakat di Indonesia cenderung untuk membeli moda pribadi, bukan karena mereka kaya dan mampu tetapi keadaan yang memaksa mereka membeli moda pribadi meski dengan harus mengangsur dengan memotong penghasilan mereka.

Oleh karena itu jangan keluarkan kebijakan yang tidak mutu (untuk saat ini) sebelum memperbaiki infrastruktur yang ada.

SEKALI LAGI MASYARAKAT BELI MOTOR BUKAN KARENA MAMPU TETAPI KARENA TERPAKSA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline