Lihat ke Halaman Asli

Erni Purwitosari

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Antara Aku, Buku, dan Buah Delima Ibu Asita

Diperbarui: 18 Desember 2022   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buah delima dari kebun bu Asita (dokpri)

Sebagai Kompasianer yang baru aktif menulis dan berkegiatan di Kompasiana, tak banyak Kompasianer yang saya kenal secara langsung. Paling hanya beberapa saja yang kebetulan bertemu di event blogger lain atau yang sering bertemu di acara nangkring yang diadakan oleh Kompasiana.

Nah, dari acara offline yang diadakan Kompasiana, saya mengenal ibu Asita Suryanto secara langsung. Kalau tidak salah dalam acara Nangkring di daerah Senopati. Tentu saja saya merasa senang. Karena selama ini hanya mengenal beliau lewat tulisan.

Dari obrolan selama acara barulah diketahui kalau kami sama-sama tinggal di Tangerang. Beliau mengundang saya untuk singgah ke rumahnya. Tentu saja saya sambut dengan gembira undangan tersebut. Meski tidak saat itu juga.

Waktu berlalu dan undangan tersebut menguap begitu saja. Tergerus waktu dan kegiatan akhir pekan yang tak terduga. Sampai akhirnya saya kembali bertemu dengan bu Asita dalam satu acara di museum tekstil.

Saya dan bu Asita (dokpri)

Seingat saya acara pembacaan puisi oleh beberapa artis seperti Paramitha Rusady, Ira Wibowo dan Ine Febriyanti. Kebetulan saya suka dan waktunya longgar, maka meluncurlah ke sana dengan mengendarai sepeda.

Dipertengahan acara saya melihat kedatangan bu Asita. Beliau tidak melihat saya. Berhubung kenal maka saya hampiri dan sapa beliau. Bu Asita terlihat kaget dan ingat-ingat lupa. Karena memang cukup lama sejak pertemuan pertama yang hanya sekilas.

Kami pun berbincang-bincang tentang banyak hal. Dipenghujung acara beliau memberi saya sebuah buku karya beliau sendiri. Judulnya Saya Jatuh Cinta Dengan Flores. Saya pun meminta beliau untuk membubuhkan tanda tangannya di sepeda.

Bagi saya setiap momen selalu berharga dan itu harus diabadikan. Selain dengan foto bersama juga berupa tanda tangan di kendaraan yang saya kendarai. Kalau kebetulan naik sepeda maka di sepeda. Kalau naik motor maka di helm. Pokoknya mengabadikan peristiwa deh.

Pertemuan kedua dengan bu Asita di museum tekstil (dokpri)

Dari pertemuan di museum tekstil, saya tidak pernah bertemu lagi dengan bu Asita dengan rentang waktu yang cukup lama sekali. Beberapa kali event offline Kompasiana pun beliau tidak hadir.

Barulah ketika Kompasiana mengadakan event offline pertama setelah pandemi di perpustakaan nasional, saya bertemu lagi dengan bu Asita. Tak hanya dengan bu Asita, ada banyak Kompasianer lain yang juga hadir. Jadilah ajang temu kangen dengan sesama Kompasianer.

Di kafe Perpusnas (dokpri)

Usai acara Nangkring dari Kompasiana, kumpul-kumpul dilanjutkan ke kafe di lantai dasar Perpusnas. Di sana saya, bu Asita dan beberapa Kompasianer melanjutkan obrolan. Sampailah pada janji untuk berkunjung ke rumah bu Asita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline