Lihat ke Halaman Asli

Delianur

TERVERIFIKASI

a Journey

Cerita dari Saudi Arabia, Masjid dan Orang Kelebihan Badan

Diperbarui: 15 Februari 2023   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cerita Dari Saudi Arabia, Masjid Dan Orang Kelebihan Berat Badan

Mengetahui bahwa kami akan melanjutkan penerbangan ke Saudi Arabia dan mukim lebih dari dua tahun di Riyadh, seorang Ibu yang kami temui di Bandara Abu Dhabi berkata sambil tersenyum, "Wah, nanti si Akang kalau pulang ke Bandung badannya pasti akan besar. Seperti orang Saudi dan orang Indonesia yang di Saudi."

Ketika sampai ke Riyadh, saya juga mendapat ucapan bermakna sama namun dengan diksi berbeda. "Jumat Sabtu gabung yah Pak. Kita main Badminton. Bapak mesti ikut biar perutnya tidak seperti saya." Kata seorang Bapak yang sudah mukim di Ibu Kota Saudi Arabia sekitar dua tahun. Sambil mengusap-ngusap perutnya yang terlihat sudah besar.

Ketika saya katakan bahwa saya lebih terbiasa bersepeda ketimbang badminton, si Bapak menimpal. Bahwa di Riyadh juga ada komunitas sepeda orang Indonesia. Musim dingin seperti sekarang adalah waktu yang tepat untuk bersepeda. Hal terpenting adalah olahraga. Karena makanan orang Saudi akan membuat perut membesar.

Tulisan ini sudah dipublikasikan di halaman berikut; 

Masjid dan orang dengan kelebihan berat badan

Beranjak sore, kami pergi ke rumah makan terdekat. Selain lapar, juga Ingin merasakan makanan khas orang Arab. Nasi Arab dengan lauk dujaj (ayam) atau mathon (kambing).  Ketika itu, barulah agak mengerti lebih detail dengan peringatan perut membesar.

Sebelum memesan makanan, Istri sempat bertanya porsi terbaik untuk kami bertiga. Dalam bahasa Arab aamiyah, si penjual mengatakan bahwa setengah porsi adalah ukuran tepat untuk kami. Karena kami kecil-kecil, antum shaghiir...

Karenanya kami pun hanya memesan Nasi Arab porsi setengah. Lauknya adalah dujaj. Lengkap dengan sambal berbentuk cair dan beberapa tangkai daun mirip lalab. Sementara minumnya adalah satu kaleng soda dan tiga botol susu. Katanya itulah kombinasi makanan khas orang Arab. Katanya bila kombinasi itu dimakan secara lengkap serta tidak berlebihan, maka segala macam efek samping Nasi Arab akan hilang.

Baca juga Kopi di Saudi Arabia

Namun sebelum menikmati Nasi Arab, perhatian saya tertuju kepada tiga botol minuman yang saya sebut susu. Sebabnya di botol minuman itu tertulis "fresh laban." Sementara dalam bahasa Arab yang saya ketahui,"laban" artinya susu. Pertanyaannya adalah kenapa ditulis "fresh laban" bukan "fresh milk."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline