Lihat ke Halaman Asli

dedi s. asikin

hobi menulis

Mahfud MD, Introspeksi atau Cari Tangga ?

Diperbarui: 28 April 2022   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Senjakala atau Sandhyakala ning Joko Widodo memang sudah deket  kayanya kang, seperti judul tulisan akang beberapa waktu lalu.

Memang seperti itu sambut Sultan Sahidin teman saya yang lain di grup liputan kementrian agama.

Indikasinya banyak.   Pertama, mahasiswa yang kini kolaborasi dengan buruh dan emak emak masih terus menguntit dan mengintip pemerintah/presiden Jokowi.

Mereka bukan saja tidak puas terhadap kepemimpinannya tetapi juga "ngambek " karena Jokowi tidak mau merespon langsung. Jokowi tak pernah mau berhadapan dengan para pendemo. Dia selalu mabur dari istana. Rencananya tanggal 28 April besok, mereka akan turun lagi dengan massa sekitar 2.500 orang.

Serangan lain datang dari politisi PDIP Masinton Pasaribu. Memang Masinton tidak lansung "ngedor" JKW. Luhut Binsar Panjaitan yang jadi sasaran tembak. Tapi kata orang membidik Luhut sama saja dengan nembak JKW. Mereka itu dua tubuh satu nyawa. Mati satu dua duanya pasti "warahum". Masinton itu katanya  peluru nya Mega.  Apa berani JKW melawan boss ? Bisa dipecat sebagai petugas partai dia? Jadi artinya perang Masinton versus LBP sama dengan Megawati lawan Jokowi.  Boss lawan anak buah.

Siapa kalah siapa menang. Silahkan tebak. Pakai logika atau instuisi. Atau kira kira doang.

Masih banyak orang, tokoh kelompok orang yang tidak senang dengan kepemimpinan JKW. Ada Rizal Ramli, Faizal Basri, Rizal Fadillah Rocky Gerung dan lain lain.

Partai oposisi sudah pasti. PKS dan demokrat. Bahkan kata Bambang kemarin dia baru baca postingan pernyataan Ade Armando. Dia sekarang balik kanan mencerca kepemimpinan JKW.

Mudah mudahan ini hidayah bukan kecewa karena kurang rupiah, komentar Anas Nasikin.

Yang menarik disampaikan Iwan S soal pernyataan anyar dari Mahfud MD. Menkopolhukam mulai berani mengkritik kepemimpinan JKW. Katanya di channel You tube seperti dikutip Pikiran Rakyat dan pegiat sosial Deny Siregar, kepemimpinan JKW itu lemah. Tidak dapat mempersatukan bangsa. Selain itu juga korupsi tidak terkendali. Terjadi di semua lini. Kalo terus dibiarkan, negara kita akan hancur. Kalau di negeri orang seperti di Amerika Latin, keadaan begini sudah terjadi kudeta. Tapi Mahfud sendiri tidak  berharap JKW turun sekarang. Ia berharap setelah 2024, punya pemimpin yang kuat, yang dapat mempersatukan bangsa dan memberantas korupsi sampai tuntas.

Apa yang diucapkan Mahfud ditanggapi Weam sebagai  menohok kawan seiring menggunting dalam lipatan. Apalagi JKW pan atasan yang dengan hak prerogatifnya mengangkat dia menjadi menteri. Menko lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline