Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Kekompakan Real Madrid dan Barcelona Ukir Sejarah

Diperbarui: 30 September 2021   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karim Benzema harus merasakan kesedihan saat menjamu Sheriff Tiraspol (29/9). Sumber: AFP/BURAK AKBULUT/via Kompas.com

Tulisan ini memang untuk menanggapi kejadian nahas dua klub besar Spanyol di awal Liga Champions musim ini. Tetapi, saya pikir, Real Madrid dan Barcelona tidak hanya kompak dalam urusan jeblok.

Itu bisa dilihat dari minimal musim 2005/06 sampai 2015/16. Musim-musim yang memperlihatkan Barcelona dan Real Madrid menunjukkan kehebatan klub asal La Liga di pentas tertinggi Eropa.

Memang, Real Madrid sempat mengalami kebuntuan dalam mengejar titel kesepuluh Liga Champions. Namun, ketika titel kesepuluh berhasil diraih, rentetan tiga trofi selanjutnya menjadi pencapaian amat luar biasa.

Barcelona tentu tidak mau diam melihat pencapaian rival abadinya. Capaian lima gelar di UCL dengan empat gelar dicapai dalam rentang waktu yang cukup singkat membuat mereka mulai makin diperhitungkan.

Hanya saja, fase kejayaan Barcelona di Liga Champions seperti menurun. Hal ini dikarenakan fase regenerasi tim yang lambat dan ketergantungan akut pada Lionel Messi.

Ketika Messi tidak berkutik, Barcelona pun terjerembab. Sebenarnya, seburuk-buruknya mereka yang memasuki penurunan, mereka masih bisa berada di semifinal musim 2018/19.

Saat yang sama, Real Madrid justru pulang lebih cepat. Sisa harapan penggemar La Liga hanya ada di Barcelona.

Tetapi, nasib berkata lain, Barcelona urung menjejakkan kaki di final. Dan ternyata, itu bisa saja menjadi pencapaian terbaik Barcelona dalam menutup dekade 2010-an.

Bisa dikatakan begitu, karena pada 2019/20, Lionel Messi dkk. malah dibantai 2-8 oleh Bayern Munchen. Menariknya, klub yang mengalahkan Barcelona kemudian keluar sebagai juara. Liverpool di 2018/19 dan Munchen di 2019/20.

Barcelona yang seolah-olah menjadi tiket masuk untuk menggenggam trofi Liga Champions kemudian makin limbung. Pada 2020/21, mereka bisa dikatakan mulai tak terlihat, dan musim 2021/22 mereka seperti susah mengawali musim tanpa Messi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline