Lihat ke Halaman Asli

Dara Safira

Pembelajar Sepanjang Hayat

Cek Fakta: PJJ Permanen dan Belajar Tatap Muka

Diperbarui: 30 Juli 2020   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ribut-ribut sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bakal dibuat permanen. Heboh. Menuai polemik.

PJJ: yang awalnya tercipta sebab situasi pagebluk virus Covid-19 di Indonesia.

Sehingga tidak mungkin belajar tatap muka --seperti aktivitas konvensional-- diadakan. Demi keselamatan Guru dan Murid serta orang tuanya.

Setelah sekitar 4 bulan terlaksana, Mendikbud Nadiem Makarim mewacanakan PJJ dapat saja dibuat berlanjut. Ada unsur positifnya dari pelaksanaan PJJ selama ini.

Pertama; ada kemajuan adaptasi teknologi online dari PJJ --dari Guru dan murid. Kedua; bisa menopang kekurangan materi belajar yang belum tuntas. Ketiga; memacu kreativitas. Keempat; efisiensi pembelajaran.

Dengan begitu: dapat dipertimbangkan kolaborasi antara kegiatan belajar-mengajar tatap muka (nantinya) dengan PJJ.

Begitu ucapan Nadiem Makarim. Penjelasan yang dikutip dari berbagai media nasional. Yang tervalidasi akurat informasinya.

Terus kenapa sudah pada 'berisik' menolak keberlangsungan PJJ?

Padahal: sangat jelas tidak ada pernyataan dari 'Mas Menteri' yang kelak ingin memantapkan PJJ sebagai pengganti belajar-mengajar konvensional.

Sangat jelas, tidak ada maksud resmi Nadiem ingin menjadikan PJJ sebagai metodologi belajar-mengajar utama, mengesampingkan tatap muka yang telah bisa dilaksanakan.

Yang mengemuka cuma 'rencana' memadukan antara belajar-mengajar tatap muka dan PJJ sebagai pendukungnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline