Lihat ke Halaman Asli

Mudik dan Hikmah Ramadhan 2022

Diperbarui: 26 April 2022   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tidak terasa Ramadhan 1443 Hijriah sudah mulai memasuki minggu terakhir.  Banyak masyarakat sudah mempersiapkan kebutuhan untuk merayakan hari kemenangan yang tinggal menghitung hari. Hampir 2 tahun kita dilanda kesedihan akibat Covid-19 yang menjadikan momentum ramadhan menjadi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Batasan gerak dan silaturahmi diatur sedemikian rupa agar menekan penyebaran virus menjadi lebih banyak lagi. 

Ramadhan 2022 sedikit berbeda dari 2 tahun sebelumnya. Pemerintah mulai memberikan kebijakan yang tentu membahagiakan bagi umat Islam Indonesia. Ramadhan kali ini pemerintah memberikan izin mudik bagi masyarakat yang ingin melaksanakan hari raya Idul Fitri di kampung halaman masing-masing.  Pelaksanaan ibadah ramadhan dan shalat Idul Fitri tidak lagi ada pembatasan dan dapat dilaksanakan di Masjid hingga lapangan luas. 

Suka cita perjalanan mudik, pemberitaan mengenai kondisi lalu lintas saat mudik hingga cerita-cerita pengalaman mudik akan berseliweran dalam  beberapa hari kedepan. Kerinduan vibes Ramadhan dan Idul Fitri kembali terobati pada momentum tahun ini. 

Kemudian apa hikmah yang dapat kita petik dalam rangkaian peristiwa selama 3 tahun belakangan ini ? Ada beberapa pelajaran hidup yang mungkin dapat kita resapi bersama, diantaranya:

Pertama, Takdir dan skenario Allah Swt itu sangat indah dan menyenangkan. Setelah hampir 2 tahun mobilitas masyarakat terbatas karena aturan menjaga jarak, protokol kesehatan dan kebijakan pelaksanaan ibadah di rumah saja. Tahun ini ramadhan dilaksanakan sama seperti sebelum dunia diserang Covid 19. Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa buah dari kesabaran itu sangat indah. Hidup itu memiliki batasan yang harus dimaklumi dan dijalani. Yang datang lalu pergi, yang sudah menempati janji hingga yang sempat merasakan dampak sakitnya tahun ini berhasil bertahan dan harus tetap menjalani hidup ini sesuai dengan skenario yang sudah ditetapkan-Nya.

Kedua, Keterbatasan itu nyata. Peristiwa yang sudah berlalu kemaren menyadarkan kita bahwa hidup ini memang ada batasan yang memang tidak mampu untuk dikendalikan. Kehendak yang belum terealisasikan, keinginan yang belum terkabulkan hingga mimpi yang mungkin terhenti. Adanya keterbatasan menjadikan kita lebih menghargai waktu, jarak dan hubungan baik dengan orang lain. Keterbatasan jarak menjadikan momentum ramadhan dan hari raya 2 tahun sebelumnya terasa ada yang kurang. Namun tahun ini kita patut bersyukur dan berbahagia karena keterbatasan itu dapat kita atasi bersama dengan dibolehkannya mudik lebaran 2022.

Ketiga, Keluarga adalah cinta yang nyata. Momentum ramadhan dan hari raya identik dengan keluarga. Semua masyarakat yang merantau pasti ada keinginan untuk mudik agar bertemu dengan keluarga besar. Perlu diresapi bahwa 2 tahun lalu keluarga kita bertambah yakni relawan, dokter dan perawat,tetangga serta bantuan sosial yang tidak pernah putus dalam menghadapi covid-19. Sudah sepatutnya di momentum hari raya kali ini kita tidak melupakan sosok pahlawan yang banyak membantu kita melewati masa-masa perjuangan ini. 

Terakhir, ramadhan dan hari raya Idul Fitri tahun 2022 akan menjadi peristiwa yang monumental dan sangat dirindukan, silaturahmi yang dahulu virtual tahun ini kita bisa berjabat tangan, jarak yang dahulu jauh tahun ini sudah bisa bertemu, ibadah yang dahulu sendiri tahun ini sudah saling membersamai, semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesempatan untuk merayakannya. 

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H

Mohon maaf lahir dan bathin

                                                                                         




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline