Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Lama Terendap, Gelar Bandaharo Kembali Dilewakan

Diperbarui: 11 September 2022   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prosesi malewakan gala Bandaharo di Enam Lingkung. (foto dok damanhuri)

Bandaharo adalah kebesaran orang tiga suku, Jambak, Koto dan Panyalai dalam Nagari Koto Marapak Koto Tinggi.

Menurut warih bajawek pusako batarimo, Datuak Sinaro yang mengetengahkan parundingan ke seluruh niniak mamak, tertuju ke Rangkayo Rajo Tianso, sebagai Rajo dari kaum enam suku di Koto Tinggi.

Ahad (11/9/2022), gelar Bandaharo yang sudah lama terendap itu, kembali dikembalikan. Abdullah dulunya yang memegang jabatan itu.

Terendap sejak lama, sejak Abdullah meninggal dunia. Kini, Yufni Faisol yang memegang Bandaharo itu.

Jambak Datuak Majo Basa, Koto Datuak Sinaro, dan Panyalai Datuak Tunaro. Nah, Bandaharo adalah permanto dalam dandan orang tiga suku tersebut.

Pengukuhan Bandaharo berlangsung dengan sangat sederhana. Di sebuah surau di Koto Tinggi, dihadiri seluruh niniak mamak, pangulu, pucuak adat dan alim ulama dalam nagari.

Prosesi pengukuhan itu menjadi sejarah panjang, dan menjadi kekuatan kaum tiga suku itu dalam bernagari.

Bahkan, tidak tiga suku Koto Marapak Koto Tinggi saja yang hadir. Pemimpin kaum Jambak Balah Aie, Gadue, VII Koto Sungai Sariak dan nagari lainnya juga ikut menyambut kembalinya gala pusako Bandaharo itu.

Picak salayang bulek sagolong, prosesi pengukuhan Bandaraho itu telah dilakukan kesepakatan Kaum tiga suku tersebut sebelumnya.

Perundingan dalam malewakan gelar Bandaharo dilakukan sepanjang adat yang berlaku di lingkungan Koto Marapak Koto Tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline