Lihat ke Halaman Asli

Nur Terbit

Pers, Lawyer, Author, Blogger

Naik Haji yang Dirindukan

Diperbarui: 5 Juni 2021   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teks gambar : Rombongan umroh keluarga besar kami dari Makassar, saat berada di Padang Arafah, Mina, Saudi Arabia (foto dok Nur Terbit)

Rindu Baitullah, adalah rindunya para calon jamaah haji Indonesia yang batal berangkat. Tepatnya kaum Muslimin di Indonesia. Naik haji adalah sesuatu yang dirindukan.

Itulah gambaran kerinduan berbalut kesedihan mereka. Seorang teman menulis status di media sosial : "Sinetron Tukang Bubur Naik Haji sudah ganti judul, Calon Jemaah Haji Nasibnya Sudah Jadi Bubur"

Betapa tidak. Sudah 2 tahun ini (musim haji 2020 & 2021), calon jamaah haji kita di Indonesia, gagal berangkat karena alasan pandemi Covid19. 

Tidak tanggung-tanggung, pembatalan naik haji diumumkan oleh 2 Menteri Agama, tentu saja di masing-masing periode jabatan. Sesuatu yang jarang terjadi. Hanya ada di negara +62

Nun jauh di sana, Pemerintah Arab Saudi "menutup" pintu untuk warga negara lain masuk ke tanah Arab, termasuk rombongan jamaah haji dan umroh Indonesia. Entah sampai kapan. Lalu hebohlah di tanah air. 

Polemik memanas, saling tuding tak terhindarkan. Antara isu pandemi, tak ada quota haji, hingga kabar tak sedap (konon) uang ongkos naik haji (ONH) jamaah dipakai untuk urusan lain. Wow...

Di balik semua kekisruhan pengelolaan ibadah haji ini, ada cerita mengharukan dari jutaan para "Tamu Allah" itu. Di antaranya, nyanyian sendu sepasang suami istri asal Pekanbaru, Riau, yang sampai dua kali gagal berangkat haji. 

Kedua lansia ini sudah menunggu giliran (waiting list) selama 9 tahun, sejak mendaftar tahun 2012. Alhamdulillah harapan naik haji sudah di depan mata. 

Tapi tahun 2020 kemarin, pasangan ini gagal berangkat, menyusul pemerintah membatalkan pemberangkatan haji. Demikian juga tahun 2021 ini. Gagal "maning". 

Teman-temannya sesama calon jamaah daftar tunggu, bahkan sudah banyak yang keburu meninggal. Urutan antrean ajal, agaknya lebih cepat dari pada antrean naik haji. 

Pengalaman lebih tragis lagi, diceritakan oleh seorang teman blogger dari Jakarta. Dia bersama istri dan ibunya, awalnya hanya berencana umroh dan mendaftar di satu biro travel. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline