Lihat ke Halaman Asli

Cika

...

Menjadi Janji yang Belum Dijalani

Diperbarui: 4 Mei 2024   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Seharusnya malam ini biasa saja. Dru sudah terbiasa melihat Lorong gelap tanpa pencahayaan sedikitpun.
entah kenapa Dru merasa akhir-akhir ini langkahnya terasa sangat berat, bahkan satu orangpun tak lagi Dru percaya untuk sekadar mendengarkan sedikit ceritanya.

Dru mengambil selendang abu milik Bapa. Selendang yang selalu menemani Dru saat Dru begitu rindu dengan Bapa.

Mimpi-mimpi yang ditemani oleh senyumm Bapa tidak juga menyurutkan tangis yang semakin hari semakin membuat Dru ingin menyerah.

Dililitkannya selendang ke leher dan dibiarkan menjuntai menutupi dada Dru. Dru pergi tergopoh-gopoh melawan kencangnya angin di Lembang saat ini.

Jika berita di TV mengharuskan semua orang berhati-hati dengan segala bencana yang sedang mengintai Bandung, tidak dengan Dru. Dru melawan semua arus semesta.

Dru marah, Dru kecewa...

Kenapa harus saya.

Tepat di depan Dru, sejoli sedang asik menghirup uap secangkir kopi tubruk. Mereka gosok-gosokkan tanganya. Sesekali sang lelaki tempelkan ke pipi sang perempuan.

Tawa kecil terdengar syahdu.

Kemudian mereka bercerita. Mulutnya begitu ramai beradu. Tangan sang perempuan tidak berhenti mencubit kecil pinggang lelakinya.

Dru menatapnya dengan dalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline