Lihat ke Halaman Asli

Bermasalah, Maka Dekatilah

Diperbarui: 17 Maret 2018   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bermasalah!! Maka dekatilah

Kita mengetahui bahwa bimbingan belajar merupakan sebuah lembaga yang menawarkan siswa dalam memperdalam ilmu pengetahuannya. Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatau proses pemberian bantuan kepada seseorang dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam suatu kehidupan. Sedangkan menurut L D Crow dan A crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada oranglain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam  kehidupannuya.

Menurut Syamsyudin, pelayanan belajar perlu dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan tertentu. Pendekatan dalam layanan belajar ada 2 yaitu, pendekatan direktif dan pendekatan non-direktif.

1.Pendekatan direktif

Suatu pendekatan yang proses pendekatannya berpusat pada konselor. Dan sifatnya konselor atau pembimbinglah yang memegang peranan utama dalam proses pemecahan masalah. Pembimbing harus bertanggung jawab atas masalah yang dikemukakan kliennya karena dalam pendekatan ini,konselorlah yang mungkin memiliki kemampuan berfikir rasional daripada kliennya. Dengan contoh bila seorang anak yang belum matang dalam pemecahan masalahnya sendiri, anak itu akan kesulitan dan membutuhkan arahan dari konselor yang dapat mengarahkannya serta melakukan sebuah tindakan untuk memecahkannya. Dan jika si anak diberi sebuah solusi atau jalan keluar suatu masalah, anak ini tidak berani melakukan pemecahan tersebut.

2.Pendekatan non-direktif

Suatu pendekatan yang proses pendekatannya berpusat pada kliennya. Dalam pendekatan ini pembimbing hanya perlu bicara seperlunya, dan klien yang memutuskan. Sebagai penjelasnya, ada seorang anak yangb memiliki kemampuan yang besar dalam hal penyesuaian diri serta memiliki dorongan yang amat kuat untuk berdiri sendiri menyelesikan masalahnya, dan pembimbing hanya sekedar  fasilitator yang berperan sebagai pengantar dalam membantu si anak dalam menciptakan suasana damai.

Apabila pendekatan dari keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka sebagai guru pembimbing tidak harus fanatik terhadap salah satu metode pendekatan saja, lebih baik dalam praktiknya seorang guru pembimbing menggunakan pendekatan elektinya, yaitu kombinasi atau pergantian metode menurut keperluannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline