Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

'Gereja Immanuel': Saksi Sejarah yang Cantik dari Hindia Belanda

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1328263436103965964

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_168128" align="aligncenter" width="661" caption="Illustrasi - skycrapercity.com"][/caption]

Aku adalah seorang arsitek pencinta kebudayaan serta bangunan2 tua. Banyak tulisan2ku antara lain tentang 'bagaimana kita bisa melestarika bangunan tua' dalam konteks tata kota atau 'city planning'. Banyak banguan tua yang ada di Jakarta, seharusnya bisa dilestarikan, karena apapun yang terjadi bangunan2 tua itu merupakan saksi sejarah bangsa ini, mulai dari kehidupan penjajahan Hindia Belanda sampai bangunan2 baru, tetapi nantinya merupakan saksi sejarah bagi generasi2 yang akan datang .....

Bberapa bangunan2 tua di Jakarta memang dipelihara oleh pemda Jakarta dan negara, walau tetap banyak bangunan2 tua yang justru dihancurkan karena 'terdesak' dengan bangunan2 baru. Ini patut disayangkan.

Salah satu bangunan tua favoriteku, adalah Gereja Immanuel di seberang Stasiun Gambir. Gereja ini dibangun tahun 1834 sampai tahun 1839 dan di desain oleh JH. Horst. Dia sebenarnya bukan seorang arsitek, dan belum ppernah ke Eropa sama sekali karena dari lahirnya, dia hidup di Batavia. Konsepnya adalah 'Pantheon' di Roma dengan atap kubah. Bangnan ini merupakan bangunan public pertama di 'Koningsplein' ( lihat tulisanku 'Koningsplein,' Konsep Awal Medan Merdeka Jakarta dan Sekitarnya ).

13282635011133760000

Gereja Immanuel pada jaman 'Koningsplein', Batavia Lama.

Denah Gereja Immanuel ini sangat sederhana dan berbentuk lingkaran, yang berpusat tepat di bawah kubah atap. Di ruang utama bediameter 9,5 meter, terdapat jajaran bangku melingkar dan mimbar kotbah yang dulu dibuat khusus bagi gubernur jendral pemerintahan Hindia Belanda. Ruang ini dilapisi marmer abu2 dan melingkar sebagai konsep arsitektural, bahwa melingkar bisa membuat kita memusatkan perhatian pada mimbar sewaktu mendengarkan sabda Tuhan.

Pintu utama dari 3 sisi, dengan di desain melengkung, dimana kusen2nya dari kayu jati solid dan induk kuncinya dari bahan kuningan berukir. Dahulu, gereja ini di sebut dengan Gereja Bundar yang bergaya 'klasisisme. Deretan tiang yang menjulang pada bagian luar menjadi kesan megah dan tinggi. Sampai sekarang, konsep tiangnya berwarna puth, menjadikan gedung ini tampak istimewa.

13282635322003297007

13282635552042951303

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline