Lihat ke Halaman Asli

Choiron

TERVERIFIKASI

Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Bunga Desa dan Kembang Kantil

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

courtesy of sabdalangit.wordpress.com

Setelah 4 hari wisata kuliner + wisata budaya dalam kegiatan memberikan pelatihan di Pemkab Sumenep, hari ini (16/6) saya menumpang mobil teman untuk pulang kembali ke rumah. Sayapun minta untuk diturunkan di dekat AJBS  Ngagel sekitar jam 16.00 untuk berikutnya naik Bison (bukan banteng loh) menuju Gedangan Sidoarjo. Rupanya mobil yang saya hentikan tersebut kosong melompong karena mereka baru saja datang. Jadilah saya penumpang satu-satunya yang duduk di depan. Perjalanan cukup membuat saya lelah, karena mobil harus berhenti beberapa saat di beberapa tempat untuk menunggu penumpang yang mungkin datang. Mulai dari Pertigaan Hotel Novotel, Stasiun Wonokromo, hingga Pabrik Paku Waru. Hal inilah yang membuat saya kurang begitu menyukai angkutan umum dan lebih memilih sepeda motor plat M saya untuk mobilitas dalam kota. Bunga dan Malam Jumat Namun saat mobil yang saya tumpangi berhenti cukup lama di dekat Jembatan Layang Waru persis di samping salah satu penjual bunga (Bahasa Jawa: kembang) yang memang banyak berjualan di sepanjang jalan tersebut. Perhatian saya langsung tertuju pada transaksi jual  beli bunga yang begitu rama sore itu. Saya jadi ingat kalau ini hari ini kamis malam jumat. Pantas saja saya pikir, karena masyarakat Jawa-Madura sebagian masih mempertahankan tradisi menggunakan bunga untuk berbagai keperluan. [caption id="attachment_114662" align="aligncenter" width="600" caption="Penjual Bunga Tabur di Waru Sidoarjo"][/caption] Saya coba melihat lebih teliti lagi untuk mengetahui bunga apa saja sih yang dijual dan dibeli oleh orang-orang tersebut. Rupanya racikan bunga yang dibungkus oleh si penjual tergantung dari peruntukannya.  Misal, bila bunga yang digunakan itu digunakan untuk ditaburkan di makam atau kuburan, maka racikan terdiri dari irisan pandan, melati dan lembaran kelopak bunga mawar. Ada juga bunga yang ditaruh di rumah atau untuk ritual tertentu, berisi irisan daun pandan, melati, bunga kenanga, kembang kantil (cempaka), dan yang utama tetap kelopak bunga mawar ditambah 2-3 kuntum bungan mawar. Racikan bunga lengkap biasa disebut bunga atau kembang setaman. [caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="courtesy of sabdalangit.wordpress.com"][/caption] Beberapa pembeli juga menambahkan racikan bunganya dengan menambahkan percikan minyak wangi seperti minyak serimpi (cendana), minyak jafaron atau minyak misik. Berbagai ritual gaib biasanya menggunakan berbagai jenis minyak ini tergantung sarat dan ketentuan yang berlaku di dunia paranormal tersebut. Sebagian lagi memborong beberapa bungkus kemenyan (dupa), baik berupa kemenyan serbuk maupun kemenyan dan bentuk lidi (hio). Bunga dan Pemanfaatannya Rupanya bunga yang kita kenal berwarna indah dan berbau harum ini, memiliki kegunaan yang beraneka ragam. Dalam dunia 'asmara', bunga biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa cinta dan sayang. Bentuk bunganya bisa dalam satu tangkai saja atau dalam bentuk rangkaian (Flower bouquet) seperti yang digunakan dalam acara pernikahan. Rangkaian bunga dengan bentuk tertentu (karangan bunga) bisa digunakan untuk menyatakan duka cita pada sebuah acara kematian, namun dengan bentuk yang sama digunakan sebagai ucapan 'selamat & sukses' pada acara berbagai acara yang membahagiakan. Acara wisuda, pembukaan kantor baru, ulang tahun tokoh besar dan partai, biasanya dihiasi dengan karangan bunga model persegi. Rangkain bunga kalung juga (ronce) digunakan paa acara penyambutan tamu. Untaian bunga yang dibuat melingkar, dikalungkan pada para tamu atau pejabat yang datang dalam sebuah acara kunjungan. Sekuntum bunga anggrek bisa sebagai penghias jas pada tamu kehormatan atau penerima tamu. Namun bunga kamboja yang banyak ditemukan di pemakaman umum, di beberapa tempat memiliki makna yang berbeda. Bahkan bunga Kamboja Jepang yang berwarna merah justru banyak dibudidayakan dan dijual mahal beberapa tahun lalu. Bunga sebagai simbol keindahan. Oleh karena itu, seorang gadis yang cantik dan menjadi icon keindahan suatu tempat biasa disebut bunga desa (untuk gadis tercantik di desa) dan bunga kampus (sebutan mahasiswi yang paling cantik di kampus). Bunga pada sebagian masyarakat Jawa bermakna mistik. Berbagai sesembahan dan hiasan banyak menggunakan bunga. Bahkan orang yang kerasukan mahluk halus, biasanya meminta bunga setaman untuk di makan. Bunga juga digunakan pada berbagai ritual selamatan. Sering saya temui orang menabur bunga di perempatan jalan untuk mendoakan keselamatan 4 mata arah angin jalan tersebut. [caption id="" align="alignright" width="250" caption="Courtesy of http://alamendah.files.wordpress.com/"]

Courtesy of http://alamendah.files.wordpress.com/

[/caption] Selain itu, dalam berbagai ilmu klenik (mistik), bunga kantil (bunga cempaka) digunakan sebagai media untuk menuliskan rajah dan dijadikan jimat. Waktu saya di sekolah dasar dulu, sering saya baca buku-buku mujarobat yang mengajarkan pembuatan jimat pengasihan dengan menggunakan kembang kantil ini. Saya sendiri kurang paham mengapa keuntungan yang diberikan bank disebut "bunga bank", kok tidak buah bank. Karena jelas-jelas keuntungan tersebut adalah hasil dari simpanan yang beberapa pendapat mengharamkan adanya bunga bank tersebut. Saya sendiri tidak mengharamkan bunga bank, karena besar biaya administrasi bank saat ini justru lebih besar dari bunga bank uang simpana saya. Lalu, apa makna bunga bagi Anda?



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline