Lihat ke Halaman Asli

Faltias Patriabara

Penggiat Pariwisata

Party Island: Gili Trawangan

Diperbarui: 20 Juni 2022   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin salah satu tempat yang paling indah yang pernah saya kunjungi adalah sebuah tempat di Indonesia yang sedikit sekali pengungjung Indonesia-nya. Tempat tersebut adalah pulau Gili Trawangan. Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dari gili lainnya yang ada di barat laut Lombok. 

Sebuah pulau yang sangat asri tanpa adanya kendaraan bermotor di daratannya. Namun lucunya ketika saya pergi ke Gili Trawangan, bisa dikatakan bahwa saya merupakan satu-satunya wisatawan lokal yang berada di Gili Trawangan. Hampir seluruh wisatawan yang berada di Gili Trawangan merupakan wisatawan mancanegara.

Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Padang Bai dimana saya menaiki kapal dengan harga sekitar Rp 250.000,00 perjalanan dari Pelabuhan Padang Bai ke Gili Trawangan yang memakan waktu kurang lebih 2 jam. Setibanya saya di Gili Trawangan, pihak hotel menjemput saya di area pantai. 

Uniknya perjalanan dari pantai ke hotel tempat saya menginap hanya ditempuh dengan kaki. Setibanya di hotel saya disarankan untuk menyewa sepeda oleh pihak hotel. Harga untuk persewaan sepeda di Gili Trawangan sangat beragam, tergantung dari jenis sepeda dan berapa lama waktu sewanya.

Pada saat itu saya menyewa sepeda dengan harga kurang lebih Rp 50.000,00 per harinya. Setelah saya merapihkan barang-barang saya saya berlanjut mengelilingi pulau Gili Trawangan ini dengan menggunakan sepeda. Kurang lebih memerlukan waktu 2 sampai 3 jam untuk mengelilingi keseluruhan pulau. 

Walaupun tidak ada kendaraan bermotor di pulau ini namun kemacetan bukan sebuah hal yang asing disini. Pejalan kaki, pesepeda, bahkan Cidomo berebut untuk menggunakan jalan sehingga terdapat kemacetan.

 Setelah mengelilingi pulau Gili Trawangan saya beristirahat di resotran yang tepat berada di pantai. Saya cukup heran ketika melihat harga yang ada karena jika dibandingkan dengan tempat wisata lainnya di daerah Bali dan Lombok, makanan dan minuman disini tidak terlalu mahal. Makanan saya santap dengan lahap namun sayangnya makanan tersebut merupakan makanan Eropa bukan makanan seperti ikan bakar yang sangat mengamplifikasi suasana lautnya. Saya kemudian beranjak ke salah satu tempat yang sudah ada sejak tahun 2000 di Gili Trawangan, sebuah Irish Pub yang Bernama Tir Na Nog. 

Dimana banyak sekali orang yang menonton siaran langsung olahraga dan ditemani oleh segelas bir dingin. Saya bersantai di tempat ini hingga kurang lebih jam 7 malam. Perut saya mulai merenggek untuk minta diberi makan, salah satu tujuan yang saya datangi adalah pasar ikan yang baru mulai dibuka sore, 

menyantap satu porsi ikan bakar, nasi hangat, dan sambal yang pedas menenangkan perut saya apalagi ditemani dengan es kelapa muda. Saya rasa sebuah hal yang baik untuk menutup hari tersebut. Namun pada saat yang sama saya merasa bahwa handphone saya hilang. 

Saya cepat-cepat kembali ke hotel untuk meminjam telepon mereka dan ternyata diangkat dan dikatakan bahwa handphone saya tertinggal di sepeda dan sekarang dibawa oleh pengendara Cidomo. Memang seorang penyelamat.

Hari kedua saya di Gili Trawangan juga tidak kalah serunya. Saya bagun pagi-pagi untuk sarapan dan saya langsung bersiap untuk menaiki kapal dan diving di tempat-tempat yang sangat indah. Serunya adalah ternyata spot diving yang dikunjungi tidak hanya satu melainkan beberapa dan tidak hanya di Gili Trawangan, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline