Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Rakyat Tetap Damai di Tengah Situasi Pilkada

Diperbarui: 2 Desember 2020   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.radarbangka.co.id

         

Kita memasuki tahun politik. Beberapa daerah akan mengadakan PILKADA. Beberapa calon sudah pasti akan bertarung dengan selesainya pendaftaran di KPU. Para pendukung pun serontak kegirangan bisa menyaksikan jagoannya di PEMILU nanti. Mereka tentu berharap jagoan mereka menang nantinya. 

Untuk itu mereka melakukan segala cara dalam mendukung. Mulai dari mengikuti kompanye dan memposting tentan tokoh atau poster calon. Postingan di media sosial ini akan memanaskan pendukung lawan. Pendukung lawan akan terpengaruh dan berusaha untuk membalas dengan memposting jagoan mereka juga. 

Hal ini akan membuat situasi menjadi panas dan bisa membawa ke hal yang lebih serius lagi yaitu konflik. Situasi politik memang selalu memanas, bagaikan ketika ada tim atau klub yang bertanding di lapangan hijau. Suporter akan  bersorak-sorai mendukung tim.

Rakyat kecil akan terpengaruh dengan situasi ini. Beda dukungan bisa membawa dampak pada tidak adanya komunikasi antar tetangga. Dari yang biasanya akrab, sering bertamu, bercerita menjadi diam dan tidak menunjukkan sikap yang ramah. Ini dampak dari situasi politik bagi kalangan rakyat. 

Situasi tidak komunikasi ini antar tetangga bisa berlangsung lama meskipun pemilihan sudah berakhir dan memastikan satu paket yang menang. Kemenangan dari satu paket ini membuat pendukung dari paket yang kalah kecewa dan iri.

Situasi seperti ini menurut saya tidak penting dan tidak perlu. Situasi politik tidak boleh membuat kita sebagai rakyat yang berbeda dukungan saling bermusuhan. Pilihan boleh beda, keramahan tetap ada dan masih saling berkomunikasi. Jangan sampai gara-gara pemilihan ini kita jadi berpisah. 

Kita mesti berpikir bahwa siapapun yang menang, mereka itulah yang dipercayai oleh rakyat dan pemimpin kita semua. Kalau PEMILU selesai berarti berakhir juga berbeda pilihan, jadi pilihan hanya satu setelah pemilu yaitu rakyat mendukung yang menang.

Komunikasi menjadi hal yang terpenting dalam hidup bersama. Apalagi kalau kita tetangga. Kalau kita bermusuhan hanya karena berbeda pilihan itu tidak perlu. Kalau kita juga saudara yang memiliki hubungan dekat, kita tidak boleh bermusuhan hanya karena situasi PILKADA. Kita tetaplah saudara, tetap berkomunikasi dengan baik.

Kita boleh berdebat dengan siapapun, dengan tetangga, keluarga, menyampaikan inspirasi mengenai calon kita. Yang terpenting bukan saling menghina, yang diperdebatkan mengenai visi misi tokoh. Jangan juga berdebat sampai kita saling pukul. Berdebatlah ide atau gagasan dan dalam hal kepandaian intelektual dalam membela calon.

Kalau kita memasuki masa kompanye di tengah pandemi ini, kita sebagai pendukung dalam mengikuti kompanye harus mengikuti protokol kesehatan dan aturan kompanye yang berlaku. Kita sebagai rakyat yang menjadi pendukung tidak boleh ingin menunjukkan semangat kita dalam mendukung calon kita dengan melanggar aturan kompanye dan protokol kesehatan yang berlaku.  Tidak boleh ingin menunjukkan kami pendukung calon ini lebih banyak dan meriah dalam kompanye.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline