Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

China Open SSP 2015: Harapan Terakhir Indonesia Gugur di Delapan Besar

Diperbarui: 13 November 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Praveen Jordan/Debby Susanto (www.badmintonindonesia.org)"][/caption]

Harapan terakhir Indonesia di China Open Super Series Premier 2015 gugur pula. Ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto kandas di perempat final tak kuasa melewati unggulan teratas sekaligus andalan tuan rumah  Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan skor 21-19, 13-21 dan 16-21.

Praveen/Debby sempat membuat pasangan terbaik dunia itu ketar ketir setelah berhasil merebut set pertama dengan skor 21-19. Pasangan masa depan Indonesia ini sukses memanfaatkan masa adaptasi lawan untuk mencuri poin dan mengambil set pertama.

Namun demikian keunggulan tersebut tak mampu dipertahankan di babak kedua. Laga sempat alot di awal namun Praveen/Debby gagal mempertahankan konsistensi. Harapan Merah Putih ini pun tertingga jauh dan kehilangan set kedua, 11-18.

Di game penentu Praveen/Debby kembali tampil seperti set pertama. Keduanya mampu unggul jauh 9-4, 11-5 dan 12-6. Namun saying jarak enam angka itu tak berhasil dipertahankan setelah Zhang/Zhao berhasil menyamakan kedudukan. Selanjutnya persaingan sempat ketat, namun Praveen/Debby akhirnya harus menyerah.

“Game ketiga setelah unggul jauh kami pindah lapangan. Bisa dibilang lapangan yang lebih enak itu lapangan yang pertama. Makanya kami berusaha curi poin sebanyak mungkin di lapangan itu, karena lebih enak di situ. Dan setelah interval mereka merubah pola main. Sementara kami nggak menduga mereka merubah pola. Jadinya kami kebawa lagi sama permainan mereka, jadinya kekejar,” terang Debby seperti dilansir badmintonindonesia.org.

Meski kalah setidaknya ini pengalaman berharga bagi Praveen/Debby untuk mencuri ilmu dari sang jagoan. Berbagai kelemahan masih bisa diperbaiki dan disempurnakan seiring perjalanan waktu. Tambahan jam terbang dan kompetisi bukan tidak mungkin akan terus mengasah Praveen/Debby untuk mengikuti jejak seniornya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

 

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline