Lihat ke Halaman Asli

Christian Evan Chandra

TERVERIFIKASI

Analis aktuaria - narablog

Kontribusi Jasa Logistik J&T Express untuk Majukan Bisnis Online dengan Manja

Diperbarui: 28 November 2019   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Slogan J&T Express. Foto : www.jet.co.id

Modernisasi membawa kemudahan dalam berbisnis. Kemajuan transportasi memfasilitasi pengiriman barang antardaerah dalam hitungan hari. Industri logistik mengumpulkan paket dari berbagai pengirim dan mengandalkan transportasi darat, laut, serta udara untuk menyampaikannya kepada penerima dengan biaya terjangkau.

Kemajuan teknologi keuangan dan jasa logistik mendorong kenyamanan berbelanja online. Foto : ShutterStock

Industri 4.0 memperluas implementasi teknologi ke berbagai bidang, termasuk bisnis online. Penjual berdagang tanpa toko fisik dan pembeli berbelanja tanpa keluar rumah dengan ponsel pintar. Uang berpindah secara elektronik dan barang dikirim melalui jasa logistik.

Bisnis online sama-sama menarik di mata pembeli, penjual, dan investor. Infografis : Dokpri

Jika masih mengandalkan toko dan pelayan untuk berjualan, biaya yang ditanggung sangat besar dan cakupan pasar sangat sempit. Cakupan tetap sempit meski sudah berusaha menggunakan media sosial karena banyak orang takut untuk langsung mengirimkan uang ke penjual ketika barang belum tiba dan tidak ada pihak yang mampu membantu jika ada masalah. Jika masih berbelanja konvensional, siap-siap membuang waktu dan harganya pun bisa jadi lebih mahal. Partisipasi dalam dunia bisnis online baik sebagai pembeli maupun penjual tidak bisa dihindari, khususnya terkait platform e-commerce.

Keinginan konsumen dan kesulitan penjual untuk memenuhinya

Lamanya pengiriman dan repotnya aturan retur membuat konsumen beralih. Infografis : Dokpri

Konsumen mengharapkan pengiriman yang cepat meskipun memesan di sore atau malam hari. Sedangkan, penjual memiliki keterbatasan tenaga dan banyak gerai logistik tutup sebelum waktu makan malam sehingga harus mengakhiri hari lebih dulu dan pesanan setelahnya masuk jadwal pengiriman esok hari.

Kondisi ini memperburuk catatan waktu pengiriman oleh penjual dan bisa jadi memicu ketidakpuasan pelanggan. Beberapa wilayah memiliki gerai logistik yang tutup di malam hari sehingga penjual tak perlu menunda pengiriman dan berjualan dengan maksimal. Akan tetapi, penjemputan paket dari gerai dan proses pengantaran tetap dimulai keesokan harinya alias sama juga bohong.

Solusi lain bisa diterapkan, yaitu mempekerjakan tenaga tambahan khusus untuk bolak-balik kurir dan tentunya harus menambah beban gaji serta biaya kendaraan. Padahal, persaingan harga sangat ketat di bisnis online dan marjin keuntungan pun sangatlah tipis. Alih-alih usaha kompetitif, penjual malah berisiko gulung tikar. Pendapatannya pun tak pasti dan saya pernah merasakannya ketika membantu keluarga berjualan online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline