Lihat ke Halaman Asli

Akhirnya Berita Kematian itu Terjadi

Diperbarui: 11 April 2016   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara burung Kadasih melantunkan irama membuat bulu tengkuk berdiri bagi siapa saja yang mendengarnya. Begitu pun dengan Kang Ujang, ia sangat takut sekali jika mendengar suara burung Kadasih yang dipercaya oleh sebagian masyarakat adalah sebagai tanda akan ada kematian.

Burung Kadasih mempunyai suara yang khas. Berawal irama suitannya besar dan berakhir kecil juga sangat santar terdengar. Burung Kadasih itu adalah mitos yang dihubungkan dengan berita kematian oleh sebagian warga. Sama halnya dengan Kang Ujang.

Suatu ketika, Kang Ujang sedang asik ngopi pagi di depan teras rumahnya, tak lama terdengar suitan burung Kadasih. Tentu membuat Kang Ujang geram. Ia segera mengambil ketapel anaknya. Dicari peluru batu. Lalu ditarknya karet ketapel itu yang sudah diisi peluru batu dan siap untuk dilontarkan kearah burung Kadasih itu bersuit.

Plak...

Bidikan Kang Ujang meleset, "Sompret!" rutuknya, sambil mempersiapkan lagi peluru batu yang kedua.

Suiing...

Plak...

Burung Kadasih itu berhasil mengelak. Dan terbang menjauh dari Kang Ujang menuju pohon kelapa kuning yang masih pendek pohonnya. Kembali Kang Ujang membidikan katapelnya tepat dimana burung kadasih itu sedang bertengger tepat di buah kelapanya. "Kali ini harus kena!" gumam Kang Ujang.

Kang Ujang menarik karet ketapel kuat-kuar sambil dipicingkan matanya untuk membidik tepat di kepala burung itu.

1

2

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline