Lihat ke Halaman Asli

Carlito Gabriel

Dosen di Instituto Superior Cristal (ISC), Pendiri Organisasi Juventude Inovativo (JI)

Orang Kaya Sukses Sudah Biasa Tapi Orang Miskin Sukses Baru Luar Biasa

Diperbarui: 3 Mei 2024   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Hi para saudara pembaca yang saya cintai tulisan ini sebagai suatu renungan atau bias dikatakan termasuk suatu kesimpilan dari Biografi saya beberapa hari lalu yang dipublikasikan di Kompasiana berjudul "Anak Kampung Mengejar Mimpi". 

 Saya sudah menjelaskan di artikel biografi saya "Anak Kampung Mengejar Mimpi" bahwa, saya berasal dari kelaurga petani sederhana di daerah terpencil yaitu Desa Gildapil, Kecamatan Lolotoe, District Bobonaro. Ketika aku masih kecil kehidupan kami hanya tergantung dari hasil pertanian besifat tradisional.  Kedua orang tuaku tidak tau membaca dan menulis karena mereka tidak perna duduk di bangku Pendidikan. Tapi walaupun tidak berpendidikan mereka mempunyai visi yang jelas untuk masa depan kami anak-anak karena Bapak dan ibu sering berpesan bahwa " walaupun kami tidak berpendidikan tapi kami ingin kalian harus sekolah minimal tamat SMA". Sehingga mereka mengijinkanku untuk mengikuti pamanku yang seorang guru Sekolah Dasar (SD) ke Desa Sibuni pada waktu aku baru naik SD kelas III karena kedua orangtuaku menharap bahwa Paman bisa mendidik aku suapaya serius belajar. Jadi aku tidak perna tinggal tetap dengan orang tuaku sampai sekarang. Waktu sekolah SD sampai ke perguruan tinggi aku tidak perna hidup befoya-foya karena aku sadar bahwa aku bukan dari keluarga yang berkecukupan.

Bagai peribahasa "Berrakit-rakit ke hulu -berenang-renang ke tepian" dari hasil kesabaran dan usaha kerasku Syukurlah karena pada kuliahku semester 4 di Universidade Nasional Timor-Lorosa'e aku mulai mendapat pekerjaan sebagai Penerjemah/Interpreter pada Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timor-Leste. Dan bekerja juga pada beberapah perusahaan Internasional di Timor-Leste seperti TELEMOR dan HEINEKEN, selain itu aku juga perna bekerja pada LSM Internasional di Timor-Leste seperti The Asia Foundatio, Credit Union Foundation Australia (CUFA) dan beberapah LSM Nasional akhirnya aku mendirikan LSM sendiri Bersama beberapah teman dan sekarang menjadi Dosen juga di sala satu perguruan tinggih swasta di Timor-Leste.  Berkat semuanya itu pada tahun 2021 aku mendapatkan beasiswa dari KOICA untuk melanjutkan Pendidikan Masterku di Korea Selatan dan wisudah pada tahun 2023.

Melihat latar belakangku yang berasal dari keluarga kurang mampu, aku sangat bersyukur dan berterimah kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan Rahmatnya yang diberikan pada saya, aku bisa bersaing degan orang lain untuk mengejar mimpiku.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline