Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Asap Rokok Kuat Mengepul, Nyawa Melayang

Diperbarui: 8 Oktober 2021   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Flickr

Rokok, Komoditas yang dianggap sebagai gaya hidup. Bahkan diciptakan oleh produsen sebagai gaya hidup. Namun para perokok tak menyadari jika asap yang ia sedot dari sebatang rokok justru mengundang kematian bagi dirinya. Konyol bukan?

Tidak ada hebatnya orang hidup dengan rokok. Meski ia memiliki jabatan tinggi, orang penting, ulama sekalipun, atau siapapun dia, sepanjang masih merokok saya menggolongkan mereka sebagai warga kelas bawah.

Kenyataannya memang begitu, rokok dapat membunuhmu. Namun anehnya para perokok seperti tidak peduli terhadap bahaya merokok. Terserah model atau jenis apapun rokoknya, mau rokok konvensional ataupun rokok elektrik, keduanya sama buruknya.

Sayangnya, orang Indonesia dan kebanyakan negara-negara miskin di dunia, warganya dicengkeram candu rokok. Konon hasil sebuah penelitian, rokoklah yang membuat mereka jatuh miskin. Sementara industri rokok meraup keuntungan seribu kali lipat.

Di Indonesia jumlah perokok terjadi peningkatan setiap tahun, data menjelaskan sebanyak 80 laki-laki telah menjadi perokok aktif, begitu pula perempuan banyak yang perokok.

Saat ini rokok juga mengancam generasi milenial. Dengan pendekatan kekinian, pemasar rokok berhasil mempengaruhi kawula muda untuk menjadi perokok aktif. Mereka mendidik anak-anak dibawah umur untuk merokok melalui kampanye (iklan).

Ini kondisi yang sangat mencemaskan. Seyogyanya rokok menjadi musuh bersama untuk menyelamatkan generasi bangsa agar tidak terkena racun rokok. Tetapi malah tidak ada yang peduli.

Rokok dan narkotika sama-sama berbahaya dan bikin kecanduan. Namun pemerintah lebih tegas terhadap narkotika dan lemah lembut terhadap rokok, sebuah kebijakan ganda.

Sebenarnya dari segi kesehatan, merokok sangat merugikan, tidak saja buat dirinya, namun bagi orang-orang disekeliling mereka atau disebut juga perokok pasif. Perokok sering berperilaku egois. Merokok seenaknya tanpa peduli tempat dan lingkungan sekitar.

Orang-orang dungu sering merokok di dalam ruangan kantor, kamar tidur, cafe, dan area publik yang seharusnya tidak untuk merokok. Tetapi seakan-akan mereka tidak punya otak dan berpikir bahwa asap rokok sangat menggangu orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline