Lihat ke Halaman Asli

Berharap Tenar, Genit dan Komentar Pahlawan

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Penulis Berharap Tenar

Kurang lebih satu bulan saya bergabung di Kompasiana dengan status gelap. Saya menulis, kadang memberi komentar dan mengamati. Dari pengalaman satu bulan secara langsung dan secara maya saya melihat banyak hal yang positif dan negatif. Banyak yang mengeluhkan tulisan bagus yang hilang begitu saja setelah diposting .

Dari ronda saya dihalaman terdepan di Kompasiana saya menemukan banyak sekali penulis berharap tenar. Yang berprinsip menulis ya sudah. Dilihat atau tak dilihat orang terserah. Saya sarankan kepada penulis macam begini untuk menulis saja idenya di buku diari. Bagi saya untuk menebarkan manfaat dari ide yang kita tulis kita perlu berusaha. Entah dengan membuat judul provokatif , menitipkan tulisan di lapak lain ataupun rajin berkomentar di lapak tetangga.

Penulis berharap tenar perlu pertolongan. Siapa tahu dia adalah pribadi pemalu untuk membuka diri padahal dia menyimpan ide yang luar biasa.

Pantas saja kompasiana yang beranggotakan tujuh ratus ribu anggota bahkan lebih tak  bisa berkembang aktifitasnya. Bahkan saya rasakan Kompasiana makin hari makin sepi walau tiap hari ada saja anggota baru.

2. Penulis Genit

Cahaya Nusa ini benar-benar rendah otaknya. Memberi julukan kepada khalayak selalu menyakiti. Maklum sobat. Cahaya Nusa TK saja tidak lulus.

Sering kita menemukan tulisan tidak hanya di Kompasiana yang penuh dengan hiasan kata-kata indah, intelek tapi susah dimengerti. Karena itu saya berani menyebut penulisnya sebagai penulis genit. Karena dia lebih mementingkan tampilan tulisannya terlihat mewah dengan hiasan kata dari alam kahyangan. Tak peduli pembacanya mengerti atau tidak. Saya tak mau menyebut di sini tujuan penulis genit ini menghasilkan tulisan mewah .

Saya sarankan juga buat penulis genit. Lebih baik tulisan genit itu tak usah diterbitkan atau dipajang di forum umum. Tak ada manfaatnya. Pasang saja di dinding rumah sebagai hiasan. Bahkan orang yang benar-benar tak mengerti dengan bahasa genit bisa tersesat karena salah mengartikan pesan tersirat  yang sebenarnya bertujuan baik.

3. Komentator Pahlawan

Seringkali tulisan genit yang dipajang di forum umum diselamatkan oleh komentar-komentar yang berasal dari orang yang memahami pesan-pesan yang tersirat. Sehingga tulisan itu mampu dipahami oleh pembaca yang mau membaca tulisan mamupun komentar yang masuk. Inilah yang saya maksud komentar adalah sebuah karya. Seringkali pula komentar yang masuk menambah kekurangan tulisan yang gampang dipahami sekalipun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline