Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Suryadi R

Founder Lingkar Studi Aktivis Filsafat (LSAF) An-Nahdliyyah

Resensi "Money: Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan"

Diperbarui: 30 Januari 2021   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : shopee.co.id

Uang adalah alat tukar barang atau jasa dalam relasi manusia dengan pasar domestik ataupun pasar kontinental. Uang dalam sejarah panjang kehidupan manusia merupakan benda eksistensial. Setiap manusia terikat olehnya. Bahkan menjadi penanda status sosial seseorang.

Oleh karena uang alat menukar, menyimpan, dan mengangkut barang, maka uang memberi kontribusi bagi munculnya jaringan komersil dan munculnya pasar-pasar yang dinamis.

Uang bukanlah realitas material. Ia hanyalah realitas imajiner. Konstruk psikologis manusia yang mengubahnya dari materi menjadi pikiran. Uang tak muncul secara langsung di hadapan pandangan, tetapi ia harus dihadirkan dengan usaha keras. Pun, kehadirannya di tengah-tengah pasar tak diterima dengan mudah. Uang memiliki akar sejarah dan hikayatnya yang panjang.

Bagaimana Cara Kerja Uang ?

Pertama kali uang tidak berupa koin dan selembaran seperti yang beredar hari ini. Uang di masa awal berbentuk biji-bijian: jelai di Sumeria 3000 SM. Jelai alat tukar universal pada masa itu. Dunia kemoneteran kemudian berubah dengan mengganti jelai dengan Shekel perak yang nilainya sebesar 8.33 gram perak.

Uang perlahan bertransformasi lebih sederhana menjadi bentuk logam mulia. Raja Alyattes pemimpin kerajaan Lydia yang berpusat di Anatolia menggunakan koin berbobot emas dan perak sebagai alat tukar dengan stempel identifikasi. Kira-kira pada tahun 642 SM. Baru pada 1 M koin semakin familiar dan bermunculan jenis-jenis koin baru.

Adalah kerajaan Roma menggunakan nama Denarius sebagai koin di kerajaannya. Koin tersebut menyebar dan digunakan di banyak pasar India. Bangsa Arab kemudian mengarabkan koin ini dengan nama Dinar.

Uang bekerja berdasarkan sistem kepercayaan. Kepercayaan adalah bahan baku dari jenis uang yang dicetak. Ambillah selembar uang 100 ribu rupiah lalu anda membelanjakannya ke supermarket favorit anda. Anda membeli buah-buahan dan beberapa bungkus indomie. Di sini akan terjadi sistem pertukaran uang dan barang. Konsumen akan melakukan transaksi kepada produsen.

Ilustrasi tersebut menjelaskan bagaimana cara kerja uang. Barang yang anda beli berhasil ditukar dengan uang akibat rasa kepercayaan. Mengapa anda percaya, karena orangtua saya mempercayainya.

Orangtua saya mempercayainya, karena tetangga saya melakukan hal yang sama. Kita menerima uang 100 ribu rupiah karena percaya pada Sukarno dan Mohammad Hatta dan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya timbul timbal balik sistem kesalingpercayaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline