Lihat ke Halaman Asli

Cinta Mati Sang Tiran (1)

Diperbarui: 6 Januari 2016   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Duryudana raja Hastina"][/caption]

Tidak selamanya Duryudana dan Kurawa berperilaku buruk, begitupun tidak selalu para Pandawa melangkah dalam kebaikan. Ingat kan kisah Bambang Ekalaya dengan guru imajinasinya Begawan Durna ? Tindakan Guru Durna yang cenderung ‘membela’ Arjuna sungguh tidak layak diteladani. Begitupun hasrat Arjuna yang menginginkan Anggraeni, istri Ekalaya.

Atau kisah nan memilukan ‘Samba Juwing’ cinta segitiga antara dua putra Prabu Kresna, Bomanarasura dan Samba dengan Dewi Hagnyanawati yang adalah istri dari Bomanarasura yang berujung kematian mengenaskan. Pada kisah itu, para satria yang ‘biasa’ nya bertindak dalam kebenaran, ternyata justru ‘mendukung’ kenistaan, merusak pager ayu dan mengkoyak-koyak tali persaudaraan dan kekeluargaan.

Juga kisah pada jaman Kalimatoya yaitu setelah perang Baratayudha berakhir, pada tokoh yang bergelar Prabu Arjunapati maka Arjuna kembali membuat kekeliruan. Sumber masalah adalah istri Arjunapati, Dewi Citrahoyi, yang sangat mirip dengan cinta pertama Arjuna, Dewi Banuwati, yang telah dibunuh oleh Aswatama (lakon Lahirnya Parikesit atau Aswatama Nglandak).

Bosan ngomong tokoh baik-baik, lebih baik kita memperlihatkan sisi baik dari tokoh sentral Negri Hastina yaitu Jaka Pitana or Duryudana or Suyudana or Kurupati or Gendarisuta or Narpati Jayapitana or Dhestrarastraputra or Tripamangsah, yang meskipun terkenal berkarakter tidak baik namun pasti ada juga hal yang baik untuk diangkat dan dicermati demi kebaikan kita bersama ... (baik .. baik ... he he he)

Ini adalah dialog Duryudana dengan istrinya tercinta, Sang Banuwati, dalam lakon perang Baratayudha episode Abimanyu Ranjab atau Gugurnya Abimanyu, diilhami dari lakon yang dibawakan oleh Sang Maestro Ki Nartosabdho.

<<< ooo >>>

“Paduka telah datang Sinuwun, kuhaturkan sujud bakti di hadapanmu, Kanda”

“Iya Kanjeng Ratu, Dinda menyampaikan bakti kepada Kanda membuat seluruh raga ini seolah tersiram oleh air sejuk dingin menyegarkan”

“Mengapa demikian ?”

“Siapa orangnya yang tak tersiksa pisah dengan istri tercinta di tengah menghadapi peperangan besar ini”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline