Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Jangan Kalah Gertak, Jika Berada di Lingkungan Kerja Toksik

Diperbarui: 25 Mei 2021   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tidak kalah gertak dalam rapat manajemen oleh Jmexclusives dari pixabay.com

Menyerah pasrah, berarti kita siap mengikuti rule of game dari lingkungan kerja toksik atau --paling buruk-- mundur dari pekerjaan. Berpendirian dan berani bersikap tegas, berarti kita siap mengubah tatanan tidak kondusif tersebut.

Apakah berlaku sebagai pegawai maupun pengusaha, dengan mudah kita menemui lingkungan kerja toksik. Apalagi berada di perusahaan yang dikelola secara konvensional yang kental dengan pengelolaan secara kekerabatan.

Tinggal bagaimana cara menyikapinya. Mau ikut arus atau mendobrak kebiasaan itu?

Dalam mengarungi samudra karier, saya beberapa kali mengalami hempasan ombak lingkungan kerja toksik.

Pertama kali, saya bekerja di perusahaan pembiayaan yang bagus atmosfernya. Namun keadaan itu berubah, setelah terjadi perubahan kepemilikan. Lingkungan kerja toksik muncul. 

Berawal dari kentalnya unsur kekerabatan (kolusi) pemilik baru dalam proses sistem rekrutmen dan penjenjangan karier bagi karyawan. Jangan tanya perihal renumerasi.

Bagusnya, ada klien yang menawarkan jabatan di perusahaannya dengan imbalan sekian kali lipat dari pendapatan di perusahaan asal. Fasilitas memadai. Berada di gedung dengan sewa termahal di Jakarta. Tempat kedua saya berkarier cukup nyaman. Saya bekerja bersama dengan tim manajemen berusia setara. Sama-sama muda dan profesional.

Tiada tempat kerja yang sempurna. Semakin banyak proyek dikerjakan, waktu semakin terasa mengeriput. Lama-lama penyelesaian pekerjaan tidak cukup dengan hanya mengandalkan selang waktu delapan jam sehari. Sangat melelahkan.

Setelah itu, saya beralih ke perusahaan pelayanan yang menyediakan makan minum dalam suasana entertaining. Usaha kafe bergaya Western, Italian, Oriental, dan Indonesian itu berada di bangunan berarsitektur Bali dengan hiburan musik hidup setiap malam. Menyenangkan.

Saya menjabat sebagai manajer keuangan. Setara kedudukannya dengan tiga manajer lainnya, yaitu: executive chef, operasional, HRD, dan marketing. Empat manajer yang langsung bertanggung jawab kepada Dewan Direksi. Struktur organisasi yang lumrah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline