Lihat ke Halaman Asli

Bona Ventura Ventura

Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

Autensitas Literasi, Menulis dari Hati

Diperbarui: 13 Mei 2020   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat Project Buku Harian - Foto DokPri

Para remaja yang memasuki dunia

Dewasa di abad ke-21 akan membaca

Dan menulis lebih banyak ketimbang

Era lain dalam sejarah umat manusia.

(Richard Vacca)

 

Budaya menulis belum menjadi habitus bagi sebagian kaum remaja. Mereka dalam konteks kekinian lebih akrab dengan budaya lisan. Mereka lebih memilih untuk menelpon, curhat dengan rekan sebaya.  Budaya lisan lebih dekat dengan hal yang berbau instan. Berbeda dengan budaya menulis yang lebih menekankan pengendapan dan refleksi terhadap suatu peristiwa. Mengajarkan menulis buku harian di jenjang kelas 7 perlu Mempertimbangkan konteks kekinian. Mengapa mereka masih perlu menulis buku harian?

Tantangan Awal

Menjejali peserta didik untuk langsung menulis buku harian sama saja akan mendapat pertanyaan kritis dari mereka, "Apa pentingnya kami menulis buku harian?" sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, penulis terlebih dahulu perlu mengugah kesadaran peserta didik bahwa apa pun yang tertulis akan abadi, sedangkan yang terucap akan terhembus angin.

Mengajar jenjang kelas 7 diperlukan perpaduan strategi sersan (serius tapi santai). Mereka masih dalam peralihan dari alumni sekolah dasar yang sebagian besar masih suka bermain, namun di jenjang sekolah menengah pertama mereka sudah diminta untuk lebih mandiri dan berpikir lebih maju dalam suatu bidang.

I. Strategi Mengajar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline