Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

5 Ukuran Keberhasilan Tulisan Selain Jumlah Tayangan dan Cetakan

Diperbarui: 15 Mei 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menulis - pexels.com

Ada banyak motivasi yang mendorong kita untuk menulis. Salah satunya adalah soal jumlah tayangan (jika itu tulisan blog) dan cetakan (jika itu buku). Tentunya hal ini terkait pula dengan keuntungan ekonomi dan nonekonomi yang bakal kita raih. 

Akan tetapi, pengalaman banyak penulis membuktikan bahwa keberhasilan tulisan tak melulu soal jumlah tayangan dan cetakan. Ada banyak hal lain yang juga menjadi komponen untuk mengukur keberhasilan sebuah tulisan. Apa saja? Yuk, kita ulik bersama.

1. Manfaat (Praktis) bagi Pembaca

Saya masih merasa belum pantas menyebut diri sebagai penulis. Karya saya masih sangat sedikit. Meski demikian, tidak ada salahnya bila saya membagikan pengalaman saya terkait tulis-menulis. 

Tahun 2019 lalu, berkat karunia Tuhan saya telah menerbitkan sebuah buku rohani yang memuat doa-doa yang belum banyak dikenal di Indonesia. 

Seorang ibu guru agama mengirimkan pesan melalui media sosial. "Terima kasih, berkat buku ini saya jadi tahu doa-doa baru. Saya sudah menjadikan doa-doa itu sebagai bahan pengajaran bagi para siswa-siswi." Hati saya berbunga-bunga. Rupanya buku sederhana untuk ceruk pasar yang tak seberapa itu bermanfaat bagi seorang guru dan anak didiknya. 

Para penulis, baik pemula maupun kawakan, tentu juga pernah mendapat apresiasi karena apa yang ditulis ternyata amat berfaedah (secara praktis) bagi pembaca.

2. Daya Ubah

Jangan sepelekan daya ubah sebuah tulisan. Sesingkat apa pun dan sesederhana apa pun, tulisan memiliki daya ubah yang luar biasa. Suatu ketika, saya memandangi sebuah pigura dengan foto dan satu kalimat inspiratif.

Dalam bahasa Inggris, kalimat itu adalah "You only live once, but if you do it right, once is enough." Artinya, "Anda hidup cuma sekali, namun jika Anda menghidupinya dengan bijak, sekali itu sudah cukup."

Belakangan saya baru tahu, kalimat itu anggitan Mae West (1893-1980), seorang aktris Amerika Serikat. Sampai kini, kalimat itu masih membekas dalam memori saya, padahal saya membacanya lebih dari sepuluh tahun lalu. Kalimat singkat ini menyemangati para pembacanya untuk hidup dengan bijaksana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline