[Kisah Minggu Pagi-10]
Suatu siang nan terik di sebuah pelabuhan di Merauke, Papua. Waktu itu sekitar tahun 1970-an. Yohan kecil ikut membantu ayahnya membawa barang dari dermaga ke dalam kapal. Â Ayah Yohan bekerja sebagai buruh angkut pelabuhan.Â
Yohan kecil kelelahan. Ia tertidur di antara tumpukan barang dalam kapal dagang yang sedang sandar di pelabuhan Merauke. Setelah semua barang dimuat, kapal itu pun berangkat.Â
Yohan kecil masih tertidur pulas dalam kapal. Ayahnya tak mencarinya karena mengira Yohan bermain bersama teman-teman kecilnya.
Setelah beberapa jam, Yohan terbangun. Ia menangis keras saat menyadari dirinya terbawa kapal yang sedang menuju Sumatera Utara.Â
Awak kapal kaget melihat ada anak kecil terbawa. Apa daya, waktu itu tak mungkin kapal kembali ke Papua. Akhirnya Yohan sampai di pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara.Â
Oleh awak kapal, Yohan mereka titipkan pada sepasang suami-istri kerabat kapten kapal. Para awak kapal berjanji akan segera membawa pulang Yohan ke Papua saat kapal kembali berlayar ke Merauke tahun depan.
Sayangnya, tahun berikutnya perusahaan kapal itu tetiba bangkrut. Rencana awak kapal untuk membawa Yohan kembali ke Papua pupus. Waktu itu, tiada perusahaan kapal lain yang berlayar ke Papua dari Medan. Akhirnya Yohan tidak jadi dibawa pulang ke Merauke. Ia tetap diasuh oleh sepasang suami-istri, kerabat kapten kapal.
Meski dirawat dengan kasih oleh orang tua angkatnya, Yohan tumbuh sebagai anak pemberontak. Ia jadi pekerja di suatu perusahaan penebangan kayu. Tapi, ia jatuh dalam kecanduan minuman keras.Â