Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Luis Suarez Dalam Luka Tak Berdarah

Diperbarui: 3 Desember 2022   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangisan Luis Suarez mengiringi kegagalan Uruguay. Foto : Philip Fong/AFP/kompas.com

Piala Dunia selalu menampilkan dua sisi yang berbeda. Tentang derai tawa atau tentang tangis air mata. Keduanya kadang hadir secara bersisian, tapi juga bisa berbaur menjadi satu. Seperti halnya kisah Luis Suarez dalam luka tak berdarah.

Bagi Luis Suarez, Piala Dunia 2022 ini adalah cerita menyedihkan. Bukan saja karena dirinya akan segera berpisah dengan timnas Uruguay. Tapi juga karena luka tak berdarah yang harus dirasakannya. Rasanya sakit sekali hingga menusuk ke ulu hati.

Bagaimana tidak. Sebagai seorang striker yang diberi tugas oleh pelatih Diego Alonso untuk membobol gawang lawan, Suarez gagal dalam tugasnya. Tak satupun gol dihasilkannya dalam tiga pertandingan melawan Korea Selatan, Ghana dan Portugal.

Ya keran golnya seolah tertutup. Ini sesuatu yang tak biasa bagi seorang Suarez yang menyandang predikat pencetak gol terbanyak La Celeste. Celakanya kondisi yang sama juga dialami rekan-rekannya. Nama-nama seperti Darwin Nunez, Edison Cavani ataupun Federico Valverdi yang biasanya garang di depan gawang lawan, kali ini tak berkutik. Alhasil langkah Uruguay menjadi tertatih-tatih.

Ya, dengan kegagalan mereka dalam mencetak gol, maka dua laga awal yang dilalui Uruguay menghadapi Korea Selatan dan Portugal hanya menghasilkan satu poin. Hasil dari bermain imbang tanpa gol melawan Korea Selatan. Kekalahan 0-2 atas Portugal di laga kedua kemudian menuntut Suarez dan kawan-kawan harus menang di laga terakhir melawan Ghana. Hasil seri apalagi kalah otomatis akan menutup jalan mereka lolos dari fase grup.

Sepertinya jalan akan dibukakan buat Suarez dan rekan. Keberhasilan kiper Sergio Rochet menepis tendangan pinalti Andre Ayew di menit 21 seolah menjadi pertanda bahwa nasib baik akan menghampiri mereka. Dan benar saja, dua gol dari  Giorgian De Arrascaeta membuat mereka unggul 2-0 . Sementara di partai lainnya, skor untuk partai Korea Selatan kontra Portugal adalah 1-1. Uruguay pun berada di atas angin dengan menempati posisi dua klasemen sementara untuk sementara waktu.

Menit demi menit terus berlalu belum ada perubahan terjadi. Luis Suarez dan kawan-kawan belum menambah gol lagi. Mereka masih kesulitan melakukannya. Sementara skor masih sama untuk dua pertandingan di grup H itu.

Uruguay sepertinya tinggal menunggu waktu saja untuk memastikan langkah menuju babak 16 besar. Menunggu wasit meniup pluit panjang mengakhiri laga. Tapi siapa menyangka, satu menit waktu tambahan telah merusak impian Luis Suarez dan kawan-kawan.

Ya, gol Hwang Hei Chan di menit 90+1 telah mengubah jalan cerita. Gol telat di masa injury time itu membuat Korea Selatan unggul 2-1 atas Portugal. Dan wakil benua Asia itupun naik ke posisi kedua menggeser Uruguay. Mereka unggul agresivitas gol setelah baik Uruguay maupun Korea Selatan sama-sama mengoleksi poin empat dan punya selisih gol sama.

Dunia serasa runtuh bagi Luis Suatlrez yang sudah tak berada di lapangan lagi setelah digantikan Edison Cavani. Suarez menangis, air matanya tumpah. Dirinya harus menyaksikan Uruguay harus tersingkir secara dramatis di fase grup dengan cara yang menyakitkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline