Lihat ke Halaman Asli

Apa Parameter untuk Memprediksi Franchise akan Sustainable?

Diperbarui: 3 Mei 2016   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Outlet Container Kebab, pengembangan terbaru konsep bisnis Kebab Turki baba Rafi. Sumber Gambar :www.plasafranchise.com

Berawal dari temuan saya sebuah booth Baba Rafi yang di-refurbish dan dipakai untuk menjual kebab dengan merek lain, pada tanggal 12/4 saya mengadakan diskusi dengan tim manajemen Baba Rafi. Dalam diskusi tersebut saya sharing banyak hal tentang topik Franchise Sustainability dan saya menggunakan refurbished booth dari Baba Rafi, salah satu franchise yang sudah beroperasi lebih dari 10 tahun di Indonesia dan sudah menembus pasar global dengan membuka jaringan franchise di luar negeri, sebagai contoh kasus.

Saya punya pemikiran bahwa Business sustainability dalam franchise bisa dilihat dari 3 parameter yang telah saya sebutkan sebelumnya, yaitu (1) success rate yang tinggi, (2) Business lifecycle yang panjang, dan (3) retention rate yang tinggi. Dari situlah saya sering menyampaikan bahwa franchise yang berhasil barulah bisa kita lihat setelah berjalan minimal 7 tahun dihitung dari outlet franchise pertama beroperasi.

Mengapa saya memilih Baba Rafi sebagai contoh kasus?

Ada sangat banyak kasus yang sebenarnya dapat diambil, tetapi untuk konsep bisnis yang seperti booth Baba Rafi, saya belum menemukan franchise serupa yang umurnya sudah lebih dari 7 tahun. Rekan – rekan bisa membantu saya kalau menemukan bisnis serupa yang lebih 7 tahun menjalankan franchise hari ini masih disukai masyarakat konsumen, dan gerainya masih dipasarkan dengan konsep yang sama. Saya memilih Baba Rafi, karena saya nilai mewakili franchise konsep booth yang masih berkembang sampai saat ini.

Mengapa Baba Rafi dapat bertahan di mana yang sudah menghilang dari pasaran?

Apabila bisnis franchise bias bertahan, artinya ada 2 hal: (1) konsumen menilai Baba Rafi adalah produk kebab yang dinilai bagus, dan (2) franchisee melihat bahwa bisnis Baba Rafi memberikan keuntungan, oleh karena itu sampai dengan saat ini setiap bulan selalu buka booth Baba Rafi baru di berbagai tempat di Indonesia maupun di luar negeri. Dari sinilah saya menyimpulkan bahwa dari parameter Baba Rafi termasuk franchise yang SUCCESS RATEnya tinggi.

Mengapa Baba Rafi mampu bertahan lebih dari 10 tahun dengan konsep booth?

Di usia Baba Rafi yang ke 13 tahun ini, Baba Rafi termasuk bisnis yang bertahan dengan konsep yang sama. Ada banyak franchise lain yang dalam kurun waktu yang sama sudah berganti- ganti konsep bisnis. Ada yang berubah produknya, dari sebelumnya menjual produk A beberapa tahun kemudian ganti dengan produk B dan seterusnya. Ada yang mengubah konsepnya dari sebelumnya menawarkan konsep bisnis booth, berubah menjadi konsep warung. Dari sebelumnya menawarkan konsep franchise berubah menawarkan konsep wilayah dan seterusnya.

Apa yang terjadi ketika franchisor mengubah konsep bisnis yang ditawarkan?

Perkiraan saya paling mungkin agar franchhisor bertahan dengan konsep bisnis yang ditawarkan adalah ketika franchisor merasa bisnisnya berjalan dengan baik dan mampu mencapai sasaran finansial bisnisnya. Karena apabila franchisor menilai bisnis itu tidak berjalan atau tidak bisa mencapai sasaran finansial, maka franchisor itu tidak akan melanjutkan bisnisnya atau mengganti dengan konsep bisnis yang diyakini dapat berjalan dan mencapai sasaran finansial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline