Lihat ke Halaman Asli

“Bandung Juara” Transformasi Ruang Publik di Bandung

Diperbarui: 6 Oktober 2015   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima tahun sudah saya tinggal di kota Bandung, dan sejak saat itu saya merasa Bandung sudah seperti kota saya sendiri. Oleh sebab itu saya akan mengangkat Bandung sebagai objek dalam karya tulis dengan tema ruang publik kota untuk semua. ruang publik memang merupakan salah hatu hal yang penting dalam kota, dimana kota adalah salah satu dari sekian banyak habitat manusia, dan untuk memperingati hari habitat dunia #hhd2015 bersama #kemenpupr , maka dari itu kita akan membahas tentang ruang publik kota untuk semua dengan sample implementasi ruang kota yang baik di kota ku, Bandung.

Pertama-tama yang akan kita bahas andalah tentang hari habitat dunia, diselenggarakan pertama kali pada tahun 1986 di Narobi dengan tema “Shelter is my Right” (rumah adalah hak saya), menjadi suatu batu loncatan besar untuk pengembangan pemukiman di kota-kota di dunia. Hari habitat dunia sendiri merupakan program pemukiman PBB yang lebih di kenal sebagai UN-habitat. Diselenggarakan setiap tahun nya pada hari senin di minggu pertama bulan oktober dengan tema yang berbeda-beda.Tujuan dari hari habitat dunia #HHD adalah hunian yang layak bagi semua serta urbanisasi berkelanjutan. Di Indonesia sendiri hari habitat dunia di selenggarakan rutin setiap tahun nya oleh #kemenpupr , dan untuk tahun ini hari habitat dunia di selenggarkan di Denpasar Bali Indonesia.

Kembali lagi pada tema ruang publik untuk semua, pada dasar nya setiap kota membutuhkan ruang publik dimana para penghuni kota dapat dengan bebas dan nyaman memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di ruang publik tersebut. Namun permasalahan nya bagaiamana cara agar sebuah kota dapat membuat ruang publik yang dapat di gunakan semua orang tanpa terkecuali, memberikan kenyamanan, namun tetap mementingkan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti kebersihan, kesopanan dan lain sebagai nya ?

Menurut saya Bandung dapat di jadikan sebagai contoh, dimana pengelolaan ruang publik sangat baik, padahal masih berusia sangat muda. di mulai pada tahun 2013, dimana Ridwan Kamil memenangkan pemilihan kepala daerah Bandung. Sejak saat itu Bandung mulai maju perlahan, mulai dari kegiatan perhari nya sampai pemanfaatan ruang publik yang ada di Bandung. Dua tahun masa pemerintahan, Bandung sudah memiliki kurang lebih 15 taman tematik yang kenyataan nya sangat fungsional sebagai ruang publik. Menurut kabar berita yang saya dengar, ada sekitar 600 taman dengan ukuran yang berbeda-beda di kota Bandung yang akan di renovasi dan diperuntukan sebagai ruang publik kota.hebat nya lagi beberapa berita menginformasikan bahwa taman-taman tersebut dibangun bukan dari dana APBN Kota Bandung, melainkan dana amal perusahaan-parusahaan yang ada di kota Bandung.

[caption caption="pemanfaatan lahan kosong di bawah jembatan pasupati menjadi taman serba guna"][/caption]

Taman tematik pertama yang di resmikan pada tanggal 21 september 2013 adalah taman fotografi, di lanjutkan dengan taman pasupati atau yang biasa di sebut taman jomblo, taman pustaka bunga cilaki, taman musik centrum, taman pet, taman film dan masih banyak taman lainnya. Walaupun tematik ternyata taman-taman tersebut tidak di peruntukan khusus untuk mereka yang menyukai tema di taman itu. Contoh nya di taman film bukan semata pemuda pemudi pecinta film yang datang, namun juga anak-anak, orang dewasa dan orang tua banyak sekali yang datang menikmati film dan karpet rumput sintetik sambil bersenda gurau dengan keluarga. Begitu juga di taman jomblo , bukan hanya orang-orang single yang datang, yang berpacaran dan yang berkeluarga pun ramai di sana.

Di taman-taman tersebut juga rutin di adakan acara-acara yang tentunya sesuai tema taman tersebut. Terlihat sekali ruang publik begitu efektif di saat acara berlangsung, berbagai macam golongan penduduk hadir disana.  Dikala  seperti ini biasanya hal yang di resahkan oleh penduduk adalah pedagang kaki lima dan sampah. Namun pemerintah kota bandung mengantisipasi nya dengan kampanye tempat sampah, baik di dunia nyata maupun di media online. Kampanye tempat sampah yang menginformasikan bahwa tempat sampah dengan bentuk mulut terbuka merupakan tempat bagi sampah organik maupun non organik, kampanye ini di lakukan terus menerus melalui media online maupun offline, sehingga tertanam di benak masayarakat untuk membuang sampah pada tempat nya. Selain itu peraturan tentang larangan berjualan dan membeli di zona merah menurut saya sangat efektif, penjual maupun pembeli di kenakan denda uang bila diketahui berjualan ataupun membeli barang atau makanan di zona merah ini. zona merah ini juga bukan semata-mata zona merah, namun zona dimana sering terjadi macet karena banyak pedagang kaki lima yang tidak tertib, zona merah adalah zona di sekitar, tempat ibadah, rumah sakit, tempat militer dan lain  sebagainya yang sudah ditulis dalam undang-undang. Alhasil bandung sekarang lebih tertib dan publik dapat lebih menikmati ruang publik nya dengan lebih nyaman.

[caption caption="trotoar jalan sungai cikapayang di sebelah balai kota"]

[/caption]

Selain taman tematik, pembenahan trotoar jalan pun menjadi ruang publik yang baik. Sudah bukan hal yang tabu bahwa trotoar jalan sering di jadikan tempat berjualan pedagang kaki lima. Sungguh sangat menyusahkan bagi pejalan kaki, dimana seharusnya trotoar untuk pejalan kaki digunakan untuk berjualan, sehingga pejalan kaki terpaksa tetap melewati jalan raya dimana itu membahayakan serta menyebabkan kemacetan. Di bandung ruang publik di tata sedemikian rupa sehingga memang fungsional untuk para pejalan kaki. Contoh nya di trotoar sekitar jalan asia-afrika, cikapundung dan braga, di trotoar tersebut di taruh lah bangku-bangku, lampu dan tempat sampah di tengah jalan trotoar sehingga sulit bagi pedagang kaki lima menempatkan gerobag nya di trotoar. Selain itu di trotoar sekitar balai kota, di perindah sedemikian rupa dengan meliuk-liuk dan penuh cahaya, tempat yang dulu nya menyeramkan, membuat orang enggan melewatinya, kini menjadi salah satu tempat favorit untuk berfoto ria.

[caption caption="rumput sintetik alun-alun bandung sebagai arena bermain keluarga"]

[/caption]

Satu hal lagi yang tidak kalah mengagetkan tentang perubahan alun-alun kota Bandung. Saya beri ulasan sedikit bahwa beberapa tahun kebelakang, alun-alun Bandung merupakan sarang dari para pengamen,pengemis,  pedagang kaki lima dan lapangan nya terkesan kumuh dengan tanah dan rumput yang kurang terawat. Dengan pembangunan yang tergolong cepat, mungkin beberapa bulan, alun-alun bandung di sulap menjadi ruang publik yang sangat baik. Tidak ada lagi pedagang kaki lima yang membuat macet area di depan masjid agung Bandung. Lapangan yang tadinya tidak indah pun di sulap menjadi lapangan berumput sintetik yang sekarang bebas dari pengamen, pengemis maupun pedagang kaki lima. Untuk memasuki area rumput sintetis pun para pengunjung diwajibkan melepas alas kaki. Di sekitar area rumput sintetis di bangun taman bunga yang bentuk nya seperti labirin, biasa di gunakan untuk berfoto ria. Halte bus terbesar di kota Bandung yang letak nya di sebelah utara masjid pun di buat sedemikian rupa indah nya dengan tulisan “alun-alun Bandung”, di sediakan juga ayunan bagi warga yang membawa anak ketika menunggu bus. Alhasil bukan hanya warga kota yang ramai mengunjungi Bandung, banyak orang-orang dari luar kota yang sengaja mengunjungi Bandung untuk sekedar berfoto ria di alun-alun ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline