Lihat ke Halaman Asli

Berny Satria

Penulis bangsa

Beragama Asal Comot

Diperbarui: 26 Mei 2018   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

itawakitsumaki.blogspot.com

Banyak orang yg ingin mengikuti jejak para nabi sebagai junjungan. Ia ditiru, didoakan, dan dipuji sebagai contoh bagi umat manusia.

Namun banyak yg mengikuti jejaknya tanpa mengetahui mengapa dan dalam Keadaan apa nabi melakukannya.

Akibatnya banyak yg spontan mengikuti apa yg tertulis dan didengar melalui berbagai Sumber, tanpa meneliti mengapa, Kapan, dan pada saat apa para nabi melakukannya.

Sebagai Salah seorang nabi dan Rasul yg mengemban misi untuk menjadikan Tuhan sebagai satu2nya pengatur alam dan manusia, nabi Muhammad melakukan perjuangan melalui dua tahapan. Yakni tahapan perjuangan pada kondisi Makiyah, dan kondisi Madaniyah.   

Kondisi Makiyah adalah masa nabi Muhammad berjuang dimana hukum yg berlaku saat itu memiliki tujuan akhir untuk mengatur hajat hidup orang banyak. Yakni sebuah hukum yg direka untuk sebesar-besarnya demi kepentingan manusia. Padahal Tuhan menegaskan bahwa manusia adalah alat Nya dan manusia harus kembali Kepada Dia, yakni mentaati Nya dengan mematuhi hukum Tuhan sebagai majikan Seluruh Alam termasuk manusia.

Karena kondisi Makiyah - dimana yg berkuasa adalah hukum rekaan manusia, maka nabi Muhammad diperintahkan Tuhan untuk mengenalkan prinsip-prinsip dasar hukum Tuhan dengan Cara damai, akhlak yg baik, dan dengan Mensosialisasikan hukum Tuhan melalui jalan dakwah. Yakni mengajak "person to person" Kepada orang-orang di sekitar nya secara santun. 

Kerabat, saudara, dan handai taulan adalah sasaran dakwahnya. Nabi Muhammad belum memiliki daya dan legalitas untuk memberlakukan hukum Tuhan secara utuh. Tuhan pun melarangnya untuk melakukan tindakan fisik, apalagi berperang. Jangankan menteror orang yg berbeda keyakinan, berdemonstrasi dan mencaci orang lain Saja tidak dibenarkan Tuhan pada masa Makiyah.

Begitulah setiap nabi melaksanakan dakwah dikala kondisi Makiyah.

Namun tindakan damai itupun tetap mengundang amarah penguasa karena dianggap usahanya membelokan kepatuhan Rakyat dari hukum kesepakatan bersama, menjadi hanya Kepada hukum buatan Tuhan. Hingga para Nabi mendapat permusuhan, kebencian, penyiksaan, dan akhirnya terancam untuk dibunuh. Jika kondisi para Nabi sudah sampai ke tahap itu, maka Tuhan memerintahkan para Nabi untuk berpindah mencari daerah yg lebih kondusif dan mendukung perjuangannya. Masa itu disebut dg eksodus, atau Hijrah.

Sebelum mendapatkan kesengsaraan hingga diperintahkan Hijrah, para Nabi tidak diperbolehkan melawan penguasa, tidak boleh melawan kesewenangan dengan anakis. Kesengsaraan dialami oleh nabi Muhammad tatkala Ia dihina, dicaci, diboikot, istri yg dicintainya waft, hingga Pamannya pun sebagai satu-satunya pelindung dakwahnya juga wafat. Selama sekitar 3 tahun nabi Muhammad dan para pengikutnya diboikot, dikucilkan,  serta dimusuhi oleh kaum quraisy yg memusuhi dakwahnya.

Ayat-ayat yang turun pada masa hukum manusia yang berkuasa disebut ayat/surat Makiyah. Bukan Artinya hanya turun di Kota Mekah, tapi sebuah teknik dan strategi  yang sifatnya memperkokoh keyakinan orang yang mengimaninya dari gangguan dan godaan system yg menjaga agar hukum Tuhan tidak diberlakukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline