Lihat ke Halaman Asli

Sapardi Djoko Damono dan Hujan Bulan Juni

Diperbarui: 4 Desember 2017   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: film.mbahsinopsis.id

Siapa yang tak tahu Hujan Bulan Juni ini? Film yang tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 2 November 2017 ini  sebenarnya diadaptasi dari puisi dan novel hasil karya penyair Sapardi Djoko Damono.  Pada awalnya , Hujan Bulan Junihanyalah bait-bait puisi lalu dibuat novel  yang kemudian diadaptasi menjadi fim layar lebar .

Melalui kata demi kata yang tertulis, Sapardi Djoko Damono membuat banyak orang terpukau dengan puisi Hujan Bulan Juni.Sapardi Djoko Damono lahir di Solo, 20 Maret 1940. Ia adalah seorang penyair Indonesia yang dikenal lewat puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.

Banyak makna yang tersirat pada puisi-puisi beliau. Dalam puisi Hujan Bulan Juniterdapat makna dari gambaran atau pengistilahan rasa rindu dan cinta kepada seseorang yang tak mampu diungkapkan karena rasa ragu dan tak mungkin untuk disampaikan, hingga membiarkan perasaannya tak terbalas. selain itu film ini juga menggambarkan pesan arif, tabah, dan Berikut adalah kutipan puisi Hujan Bulan Juni :

"tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu"

Sumber: kompasiana.com

Sapardi  Djoko Damono menggunakan puisi Hujan Bulan Juni sebagai judul buku dari kumpulan puisinya dan juga judul novelnya.  Hal itu menandakan puisi Hujan Bulan Juni menjadi salah satu puisi yang paling spesial yang terdapat di buku kumpulan puisi tersebut.

Menurut saya, hal yang membuat Hujan Bulan Juni menjadi lebih menarik adalah diksi yang digunakan dalam puisi tersebut menggunakan bahasa yang lembut, indah, dan sederhana. Hal ini membuat orang-orang awam pun mampu menikmati puisi beliau, bukan hanya para sastrawan saja.

Hasil karyanya dapat dinikmati lintas generasi, karena bahasanya yang ringan tapi menyentuh hati. Dengan melihat hasil-hasil karya sajaknya saja, dapat terlihat bahwa beliau banyak terinspirasi oleh alam, seperti hujan, daun, dan bunga. Seperti sajak Aku Ingin, Hatiku Selembar Daun, Akulah Si Telaga, Bunga, Di Atas Batudan masih banyak lagi.

Selain membuat puisi dan sajak yang meneduhkan jiwa, Sapardi juga menulis opini, kolom dalam berbagai topik, cerita pendek, dan menerjemahkan berbagai karya penulis asing mulai dari esai hingga sejumlah artikel di surat kabar. Tak jarang pula beliau juga menulis tentang sepakbola.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline