Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Zulfikri

Praktisi Komunikasi

Indonesia Membutuhkan Maskapai Plat Merah yang Kuat

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia kini telah menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang sustainable dalam satu dekade terakhir ini utamanya di Asia dan berimbas positif dalam bisnis penerbangan Niaga. Sejak tahun 2001 mulai lahir beberapa maskapai yang masih exist sampai dengan saat ini seperti Lion Air, Citilink, kemudian disusul Sriwijaya air, Express air, Air Asia Indonesia dan ada sekitar 13 maskapai berjadual lainnya , adalah sebuah berkah deregulasi bisnis penerbangan yang dibuka oleh pemerintah RI kala itu. Beberapa maskapai kelahiran era th 2000 an yang masih eksis dan sukses antara lain Lion Air, Wing air, Sriwijaya air, Express air, Susi air ,Tiger Mandala, Citilink ,Tri Nusa ,Sky aviation ,Avia star ,terakhir Batik air -  tentu dengan segmen marketnya yang berbeda beda sesuai dengan konsep pelayanan yang diberikan setiap maskapai , rute yang ditempuh , dan jumlah kekuatan armada yang dimilikinya. Bagaimana dengan dua maskapai plat merah yang sudah ada seperti Garuda Indonesia dan Merpati Airline yang sudah puluhan tahun lahir jauh sebelum adik adiknya didirikan .

Garuda Indonesia berdiri tahun 1949 dan Merpati Nusantara lahir tahun 1962. Sejauh ini Garuda Indonesia , tetap dan semakin berkibar di market domestic , dengan konsep layanan Full Service Airline , Garuda Indonesia hampir nyaris tanpa saingan berarti sampai dengan saat ini , hanya Batik air yang mungkin bisa membuat Garuda kebat kebit dalam persaingan dalam 5- 10 tahun ke depan.

Lalu bagaimana dengan eksistensi Merpati Nusantara Airline?

Sejak 10 tahun terakhir ini sejalan dengan lahirnya beberapa maskapai baru yang ada di pasar persaingan seperti Lion , Sriwijaya ,Indonesia air asia , nampaknya bukan malah membuat Merpti semakin tangguh  menghadapi kerasnya persaingan , namun malah maskapai Merpati (MZ) semakin tergerus market share nya , dari tahun 1980 masih menduduki porsi market share domestic diatas 20pct , sekarang malah menjadi hanya 1 digit saja .

Apa masalahnya denagn Merpati Nusantara Airline?

Didepan mata kita tahun 2015 Indonesia harus menghadapi era global liberalisasi dunia bisnis penerbangan minimal pada level Asean yang kita sudah paham akan memasuki ASEAN Open sky limited pada tahun 2015 dengan prediksi jumlah penumpang udara di Indonesia saja akan menembus angka 100 juta. Baiklah akan kita lihat kekuatan armada MZ yang terkini dalam table berikut :

IATA

ICAO

Kode panggil

MZ

MNA

MERPATI

Didirikan

6 September 1962

Hub

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
Bandar Udara Internasional Juanda

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline