Lihat ke Halaman Asli

Akankah Melihat Abraham Ishak Yakub dari Luar Pagar?

Diperbarui: 27 Oktober 2021   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Rabu 27  Oktober 2021

Luk 13: 22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. 23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" 24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. 26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. 27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! 28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. 29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. 30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."

Renungan

Melapor ke Jokowi, Pramono Sebut 34 Proyek Mangkrak Era SBY Rugikan Negara Triliunan Rupiah. 4 Tahun Jabat Gubernur DKI, Anies Baswedan Merasa Jadi Tahanan Kota. Demikian judul berita yang dimuat Kompas.com dan TribunJakarta.com

Apakah di penghujung kepemimpinannya, pak SBY berpikiran seperti pak Anies "... semuanya perlu waktu, segalanya punya tantangan. Tapi semuanya tidak bisa tuntas langsung,. Tapi perlu waktu semua. Jadi, kalau ada tambahan waktu, mudah-mudahan bisa dituntaskan dengan baik"  Apakah terbersit pikiran begitu, tidaklah tahu! Namun diakui atau tidak, dalam lubuk hati terdalam, pasti ada setitik kecil penyesalan atas tidak optimalnya penggunaan waktu dan jabatan pada zamannya. Ketika terlena, tahu-tahu sudah diujung tanduk. Kesempatan tak lagi cukup. Tersadar masih banyak hal yang belum berhasil dituntaskan pada zamannya. Lebih perih hati lagi manakala sempat menyaksikan penggantinya yang dikenal "plonga-plongo" justru berhasil menyelesaikan proyek-proyek mangkrak. Bahkan prestasinya  membubung tinggi, jauh melesat, melebihi prediksi para politisi. Ah andai jarum jam sejarah dapat diputar ke belakang!

Bacaan Injil hari ini menarasikan siapa yang diselamatkan. Murid-murid-Nya mempertanyakan sedikit sajakah yang diselamatkan. Yesus tidak memberikan jawab eksplisit, sedikit atau banyak. Bagi Yesus jumlah tidaklah penting. Yang penting mau  selamat atau tidak selamat.  Siapa yang mau selamat mesti  menggunakan waktu sebaik-baiknya, berjuang melalui pintu yang sesak. Sebab banyak orang akan berusaha untuk masuk tetapi tidak berhasil.

Siapakah yang gagal  masuk melalui pintu sesak itu? Siapakah yang bakal melihat Abraham Ishak Yakub dan semua nabi duduk dalam Kerajaan Allah, sementara diri sendiri mendapati berdiri di luar?

Mereka yang dalam narasi, berdiri di luar mengetok-ngetok pintu,  meminta "Bukakanlah kami pintu", tetapi tidak dibukakan. Pintu sudah terlanjur ditutup. Kesempatan telah habis. "Aku tidak tahu dari mana kamu datang?", jawab tuan rumah. Mereka yang berdiri diluar pintu, tidak dikenal asal-usul kedatangannya oleh tuan rumah.

Mereka adalah yang membenarkan diri sendiri dengan menyatakan, "Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami" Mereka ini adalah orang-orang yang makan minum di hadapan Yesus, tetapi tidak bersama Yesus. Mereka adalah orang-orang yang meski melihat dan mendengar Yesus mengajar di jalan-jalan kotanya, tetapi tidak bersama Yesus, tidak mengikuti perjalanan-Nya. Apalagi perjalanan-Nya ke Yerusalem, di mana pada sat-Nya, salib Golgota dan Paskah jadi satu.

Mereka adalah orang-orang tidak mau berjuang melalui pintu sesak untuk keselamatan. Mereka yang main terabas, jalan pintas, suka yang serba cepat, mudah dan  instan. Mereka gagal paham bahwa "jer basuki mawa bea", habis gelap terbitlah terang,  dibalik salib ada kemuliaan kebangkitan. Salib memang memalukan dan menyesakkan kehidupan bagi mereka yang enggan mengikuti-Nya. Mereka yang menolak salib kehidupan, memilih berdiri di luar Allah dan Yesus

Mereka yang melihat jejak-jejak kebusukan perilaku hidupnya semakin terlacak, terkuak, begitu terbuka menelanjangi dirinya.  Mereka yang setelah tidak lagi memiliki jabatan, menjadi tahanan beneran. Mereka yang  seperti Chairil Anwar, pintar menata kata. "Kumau tambahan waktu 1000 tahun lagi" Memelas. Apa akibatnya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline