Lihat ke Halaman Asli

Yang Diam Dalam Aku, Dialah yang Melakukan Pekerjaan-Nya!

Diperbarui: 3 Mei 2021   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan,  Senin ,   3 Mei  21

Yoh `14 : 6 Dalam amanat perpisahan-Nya,Yesus berkata kepadaTomas: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." 8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." 9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. 12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; 13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

 

Renungan

            Sebuah lembaga membuka kursus.ketrampilan elektronika. Dalam brosur disebutkan lama waktu kursus enam bulan dengan biaya sekian ratus ribu rupiah. Cukup banyak peserta yang mengikutinya. Namun baru tiga bulan kursus berjalan, sertifikat ketrampilan elektronika sudah dibagikan. Kursus dinyatakan selesai. Roh apa yang bercokol dalam diri pengelolanya?

            Di Muntilan ada warung pempek laris manis. Namun kadang kala pembeli kecewa lantaran pempek tak ada. Konon ikan tengiri, bahan dasarnya tidak setiap hari ada tersedia. Roh apa yang merasuki pemilik warung ini?

            Semangat mencari untung kiranya menjadi roh pengelola lembaga kursus ketrampilan di atas. Tidak peduli para peserta berhasil memiliki ketampilan elektronika atau tidak, yang penting lembaga sudah memberikan sertifikat tanda bukti ikut kursus ketrampilan yang diselenggarakannya.

Rasanya bertolak belakang dengan roh  yang merasuki penjual pempek itu.  Semangat menjaga kualitas rasa pempeknya begitu menguasainya, sehingga memilih  tidak menggantikan dengan jenis ikan lainnya,demi sebuah keuntungan sesaat. Roh yang berkiblat pada kualitas lebih diutamakan dari pada kuantitas. Isi lebih penting dari bungkus kulitnya.Yang hakiki lebih mutlak dibutuhkan dari yang asesoris,  hiasan luarnya.  Yang sejati lebih dipilih dari yang imitasi, tiruan, palsu tak bermutu.

            Sepak terjang, kata-kata, sikap, perilaku, tindakan dalam kehidupan sehari-hari manusia tak terlepas dari kendali roh yang merasukinya. Terdapat aneka kecenderungan menggaet manusia untuk memenuhi hasrat kebendaan materialistis,  kenikmatan hedonistis konsumeristis, syahwat seksualistis.  Orang beriman tidak terlepas dari kehidupan manusia pada umumnya. Nah roh apa, atau tepatnya roh siapa yang mesti merasuki orang beriman?

Sabda Yesus pada bacaan Injil hari ini dapat dijadikan acuan. ""Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, namun engkau tidak mengenal Aku. Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;  Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya".

Orang beriman mewartakan bahwanya yang diam dalam Yesus, adalah Bapa. Yang tinggal dalam Yesus adalah Allah. Sehingga yang Yesus katakan adalah yang Allah katakan.Yang Yesus kerjakan adalah yang Allah kerjakan.Maka sebagaimana Roh Allah, Roh  Bapa merasuki Yesus, demikian mestinya Roh Allah merasuki orang beriman. Bersama Allah, bersatu dengan Allah mestinya menjadi tanda pengenal orang beriman. Semangat dasar, bersama dan bersatu dengan Allah, menjadi tolok ukur  kualifikasi  keberimanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline