Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Cerita tentang Mobil Ambulance

Diperbarui: 22 Oktober 2023   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dok:Hino Flexicab Ambulans. (Hino) 

Apa yang ada dibenakmu ketika mendengar kata "mobil ambulance"? Atau apakah kamu pernah berurusan dengan mobil ambulance? Juga, apa yang akan kamu lakukan ketika saat di jalan mendengar suara sirine ambulance? Cuek saja atau langsung meminggirkan kendaraanmu dan mempersilahkan mobil ambulance melaju?

Jujur, gue punya pengalaman yang sangat mendalam dengan mobil ambulance. Oleh karena itu, setiap kali mendengar suara sirine ambulance, gue langsung menepikan kenadaran gue agar ambulance bisa melaju dengan cepat. Karena, dalam Undang_Undang pun, tertulis kalau kita wajib memprioritaskan ambulance melintas karena kondisi darurat.

Pengalaman mendalam pertama yang gue alami adalah ketika masih duduk dibangku SMP, waktu itu mobil ambulance datang kerumah mau membawa ibu ke Rumah Sakit. Waktu itu kondisi ibu memang dalam keadaan sakit yang harus dibawa ke Rumah Sakit pakai ambulance. Melihat mobil ambulance datang ke rumah, anak yang masih berusia 14 tahun langsung berfikiran negatif. Dalam bayangan gue waktu itu ibu dalam keadaan sekarat sehingga dibawa ke rumah sakit pakai ambulance. Isak tangis pun pecah. Aku dan adik meraung-raung minta ikut menemani ibu. Tapi, karena usia yang masih kecil tidak diperbolehkan ikut. "Nanti, kalau sudah di RS kita akan menjenguk ibu," ucapk kakakku.

foto dokpri

Setelah ibu di dalam mobil, mobil ambulance melaju meninggalkan rumah dengan suara sirine yang menyala. Isak tangi masih tetap tidak bisa reda. Kakak-kakakku membujuk agar berdoa ketimbang menangis.

Mungkin sudah firasat, seminggu setelah ibu di RS, siang hari, saat pulang sekolah, gue melihat mobil ambulance berhenti di depan rumah. Kali ini isak tangis kembali pecah. Karena Ambulance membawa kembali ibu dalam kondisi sudah meninggal dunia. Rasanya dunia mau runtuh melihat jasad ibu terbujur kaku di balik kain putih.

              Sejak saat itu, ada rasa trauma setiap kali melihat dan mendengar suara sirine ambulance. Memoriku membawaku kembali ke masa-masa SMP-ku ketika ibu dibawa ke RS dan kembali ke rumah dalam keadaan sudah tak bernyawa. Mobil ambulance menyimpan memori mendalam dan pahit bagikut.

Itu sebabnya, kenapa gue paling marah jika melihat di sosmed ada pengendara mobil atau motor yang cuek dan mengabaikan suara sirine ambulance. Bukannya meminggirkan mobilnya eh, malah terus melaju dibalik suara sirine meraung-raung minta jalan.

Kejadian memilukan kembali terjadi padaku juga keluarga.

              Bukan September 2023 kemarin, Nantulang gue (Bibi atau tante) istri dari Tulang (Paman atau Om) sedang sakit dan dirawat di rumah sakit kota Duri. Karena perlengkapan medis di RS tersebut masih terbatas maka, Nantulang gue mau di rujuk ke RS Riau. Dari kota Duri Nantulang dibawa pakai ambulance menuju RS Riau. Di dalam ambulance, selain Nantulang yang terbaring tak berdaya, ada 2 menantunya yang menemani. Sementara sepupu gue nyusul pakai motor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline