Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mau Menjadi Seorang Youtuber dan Vlogger? Tidak Semudah yang Dibayangkan, Lho...

Diperbarui: 8 Februari 2021   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto:dokpri


Di era sekarang ini, banyak banget orang berlomba-lomba ingin menjadi vlogger atau Youtuber. Bahkan teman-teman saya pun berbodnodng-bondong ingin punya channel Youtube dengan alas an gampang cari duitnya.

Hello..!!!

Menjadi Vlogger atau Youtuber itu tidak semudah yang dibayangkan, lho. Untuk menjadi seorang Youtuber/Vlogger minimal Kita harus punya perlengkapan "perangnya" dulu. Seperti harus punya kamera, mic, laptop atau PC dan printilan-printilan lainnya. Juga, kita harus bisa melakukan semunya sendiri jika tidak membutuhkan bantuan atau tenaga orang lain alias tenaga berbayar. Karena, jika kita memakai jasa ahlinya di dunia per youtube-an, alias editor dan videographer, kita harus siap menggelontorkan bujet yang tidak sedikit.

Sebagai Vlogger/Youtuber yang kontennya bergantung pada orang lain, secara automatis semua yang berhubungan dengan isi konten harus dikerjakan oleh editor dan videographer. Sementara kamu hanya sebagai objek atau si empunyak channel yang harus bercuap-cuap di depan kamera dan diarahkan oleh si videografer. Selesai syuting atau bikin konten, semua materi diserahkan pada editor. Semua proses pembuatan konten itu cukup berliku dan memakan waktu. Kecuali semuanya kamu kerjakan sendiri. Selain minim bujet juga tidak seribet yang dibayangkan. Hanya saja, Lelah di saat editing.

 Kecuali kamu seorang sosok terkenal seperti selebritis atau tokoh, kamu dengan mudahnya mendapatnya subscriber hingga ratusan ribu subscriber. Karena kamu sudah memiliki penggemar militant yang siap mensupport apa pun yang kamu kerjakan. Dan, secara automatis, channel kamu gampang di monotize dan menghasilkan duit. Lha, kalau orang biasa seperti saya? Untuk mendapatkan satu subscriber saja, saya butuh perjuangan yang sangat berat. Konten yangd ikerjakan dengan professional dan dengan hati belum tentu bisa dengan mudah mendapatkan subscriber dan viewers,lho.  

Saya terjun ke dunia Vlogger sebenarnya sudah cukup lama. Sekitar tahun 2010. Tapi baru aktif sekitar tiga tahun yang lalu. Ya, hitung produktifnya 2,5 tahun ini lah. Untuk membuat satu konten, saya harus menyiapkan segala-galanya seorang diri. 

Mulai dari kamera (gopro dan kamera Mirrorless), mic, tripod dan hunting lokasi. Atau sebagai sebagai seorang traveler dan pecinta alam, saya memanfaatkan momen traveling atau mendaki gunung sekaligus membuat konten. Dan itu sangat melelahkan banget. 

Kalau pun ada teman yang ikut dalam perjalanan saya, mereka tidak sepenuhnya mamu membantu kita. Justru cenderung merepotkan dengan permintaan di videoin, di fotoin. Giliran kita meminta tolong, mereka melakukannya dengan setengah hati.

Selesai traveling atau mendaki gunung, Pe-er selanjutnya adalah, membuat video dari hasil footage yang kita ambil selama traveling atau mendaki gunung. Bagian edit mengedit ini lah tugas terberat seorang Vlogger/Youtuber. 

Karena mereka mengerjakannya sendiri dan memilah milih footage mana yang layak untuk ditampilkan. Harus mencari backsound yang cocok, tentunya yang free royalty. Jangan pernah memakai music yang berbayar jika tidak mau mendapat "surat cinta" dari pihak Youtube.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline