Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Tentang Matahari Pagi dan Covid-19

Diperbarui: 7 April 2020   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: Very Barus

Jauh sebelum mewabahnya virus Covid 19 di muka bumi ini, mungkin hanya sedikit yang peduli akan matahari pagi dan manfaatnya. Meski banyak wejangan-wejangan dari ahli kesehatan yang mengumandangkan bahwa matahari pagi mengandung banyak manfaat, namun aku yakin, orang lebih memilih bersembunyi di dalam rumah ketimbang harus menantang sinar matahari pagi demi kesehatan.

Jauh sebelum  virus Covid 19 menyerang hampir seluruh dunia, aku sudah melakukan ritual pagi yaitu dengan berolahraga sambil berjemur di bawah sinar matahari pagi. Terkadang berjemur sambil membaca buku dan juga meneguk teh atau susu. 

Sebagai  mahluk berlabel "morning person", melakukan aktivitas di pagi hari adalah langkah baik untuk kesehatan tubuh (sendiri) sebelum melakukan aktivitas reguler lainnya (bekerja). Aku sering mencoba menularkan aktivitas positif ini pada istri, namun, lagi-lagi dia lebih memilih berkeliat dengan seribu alasan ketimbang menuruti ajakkanku.

"Ntar deh berjemurnya, aku mau beres-beres rumah dulu," meski rumah nggak perlu diberesin sudah beres kok. Intinya, my wife lebih memilih nonton acara gosip di tv ketimbang berolahraga sambil menikmati lezatnya matahari pagi. 

Akhirnya, aku seorang diri berolahraga mengelilingi komplek perumahan dimana aku bernaung. Tidak hanya istri, tetangga-tetangga yang lain pun seakan enggan atau benci dengan matahari pagi. Semua bersembunyi di dalam rumah. Whatever! Akhirnya, aku lebih sering mengajak anjing-anjing kesayanganku ikut berlari pagi sambil menikmati sunrise ketimbang istri atau tetangga.Karena pada dasarnya, olahraga itu tidak perlu dipaksa, semua harus berdasarkan kemauan dan niat.

foto:very Barus

Tapi kini,

Ketika wabah Virus Korona semakin mengganas dan menelan banyak korban jiwa. Akhirnya pemerinta dan para pakar kesehatan ramai-ramai menyuarakan agar bisa terhindar dari serangan virus Korona, salah satunya adalah berjemur dipagi hari, karena mampu menguatkan imun di dalam tubuh. 

Bahkan, beberapa pakar tersebut menganjurkan berjemur di matahari pagi tepat pukul 10 teng dan berjemur selama 15 menit atau 30 menit. Sementara pakar kesehatan lainnya menganjurkan berjemur dari pukul 8 pagi hingga 9 pagi. Terserah mereka deh mau menyebut angka berapa yang benar. Yang jelas, matahari pagi tidak akan pernah membuat kamu mati karena gosong terpanggang. Kecuali berjemur sekitar jam 12 siang atau diatas jam tersebut. Gosong deh!

Kini, pagi hariku sudah berubah. Istri yang biasanya enggan keluar rumah kalau matahari pagi bersinar, eh sekarang, sebelum matahari nongol dia sudah nangkring duluan di tempat yang empuk untuk menikmati hidangan vitamin D dari matahari. Begitu juga dengan penghuni komplek, biasanya pagi hari sepi, kini, hampir semua penghuni beserta anak-anaknya nangkring di depan rumah untuk berjemur.

Hmm, no wonder sih, orang-orang seperti ini sebenarnya tidak baik untuk di contoh. Karena imun tubuh yang kuat tidak bisa didapat secara instan. Semua butuh proses dan waktu yang panjang. Jangan sampai penyakit datang menyerang baru kita sadar manfaat tubuh yang sehat. Karena, kita harus memahami bahwa hanya tubuh kita lah satu-satunya untuk kita bertahan hidup. Jika tubuh kita tidak berfungsi dengan baik, tentu yang salah siapa? Kita sendiri bukan? Rawatlah tubuh kita karena Cuma dialah tempat kita untuk hidup.

#Staysafe  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline