Lihat ke Halaman Asli

Prospek KPR Syariah di Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Meskipun kondisi ekonomi global sedang dilanda krisis, nampaknya sektor properti di Indonesia masih menunjukkan trend yang positif. Hal ini bisa dilihat dari tumbuhnya angka kredit properti secara signifikan. Bahkan dari waktu ke waktu kredit properti terbukti secara konsisten tumbuh di atas tingkat pertumbuhan kredit secara umum. Total nilai kredit properti perbankan pada akhir triwulan tiga lalu telah mencapai Rp 285,292 trilyun atau tumbuh 24,85 persen. Sedangkan pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan tercatat selitar 20,5 persen.

Kontribusi terbesar kredit properti masih datang dari kredit kepemilikan rumah dan kredit kepemilikan apartemen, yakni Rp 169,21 triliun setara dengan 59,31 persen dari seluruh kredit properti per September 2011. Jumlah penyaluran kredit KPR/KPA tersebut tumbuh 24,38 persen dibandingkan pencapaian pada periode serupa tahun lalu yaitu Rp 136,03 triliun.

Tingginya kredit properti ini tidak lepas dari strategi bisnis yang digunakan oleh para pengembang yang terus berupaya menarik minat pembeli. Persaingan ini nampaknya berpengaruh positif pada peningkatan daya beli masyarakat untuk memiliki rumah. Disisi lain, bank pemerintah maupun swasta terlihat menawarkan produk KPR secara agresif.

Bank-bank papan atas juga beramai-ramai terjun ke produk kredit ini. Bahkan saat ini beberapa bank syariah juga sudah serius untuk menggarap sektor properti ini. Nampaknya bank-bank syariah ini tidak rela membiarkan potensi pasar KPR hanya dinikmati para pemain lama yang sudah mapan dari bank konvensional. Akibatnya mereka pun berupaya sedemikian rupa agar produk mereka masuk dalam daftar pilihan yang dipertimbangkan calon debitur KPR.

Masing-masing bank mengklaim keunggulan paket produknya masing-masing sebagai daya tarik kepada pembeli, seperti tarif yang rendah, kemudahan prosedur pengajuan kredit, kemudahan angsuran dan luasnya jaringan kerjasama dengan pengembang. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing menjadi pelaku pasar di produk KPR sekaligus menyediakan lebih banyak pilihan KPR kepada masyarakat.

Dalam kredit properti masing bank telah mempunyai segmen market masing-masing. Namun nampaknya segmen pasar menengah ke bawah diperkirakan makin prospektif dan menjadi idaman bagi pelaku pasar. Hal ini didukung adanya berbagai kebijakan pemerintah yang terus mendukung percepatan penyediaan tempat tinggal untuk masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah memberikan subsidi bunga melalui perbankan kepada pembeli golongan ekonomi lemah ini sehingga daya beli di segmen ini tetap terjaga.

KPR SYARIAH

KPR Syariah atau sering disebut dengan KPR iB (Islamic Banking) merupakan salah satu alternative bagi masyarakat untuk mendapatkan segala kebutuhan yang berkaitan dengan perumahan dengan akad syariah. Meskipun pembiayaan properti yang disalurkan perbankan syariah porsinya masih terbilang kecil dibanding kredit properti secara nasional, namun produk KPR iB ini semakin diminati masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan semakin dikenalnya bank syariah di Indonesia. Hampir semua bank syariah tersebut juga melayani pembiayaan kepemilikan rumah.

Bahkan ada bank syariah telah menempatkan produk KPR nya sebagai salah satu produk unggulan, sehingga segala daya upaya dikerahkan agar produk tersebut bisa bersaing di pasar properti, mulai dari penawaran fitur yang menarik, strategi promosi sampai dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pengembang.

Beberapa bank syariah mengangkat produk KPR-nya sebagai produk unggulan karena menilai pembiayaan rumah ini mempunyai risiko yang sangat rendah. Dibandingkan kredit sektor lain, tingkat kemacetan KPR ini jauh lebih rendah. Apabila kita lihat lebih lanjut, rendahnya kredit bermasalah ini disebabkan beberapa faktor, yaitu pola pemberian KPR yang berasaskan asset based financing (berjaminan rumah yang dibiayai) terbukti mampu memacu nasabah untuk membayar cicilan tepat waktu. Disisi lain dengan sistem pemrosesan kredit KPR melalui scoring system dan centralized processing yang dibantu pemanfaatan teknologi informasi, sudah teruji mampu menyaring nasabah yang berkualitas. Apalagi dengan sistem monitoring dan penagihan kredit yang terintegrasi telah terbukti mampu mencegah penurunan kolektibitas kredit.

Berkembangnya KPR syariah ini tidak terlepas dari berbagai keunggulan fitur produk KPR syariah yang tidak dimiliki oleh KPR konvensional. Dari sisi tujuan penggunaan, manfaat KPR syariah kurang lebih sama dengan KPR konvensional, yakni dapat digunakan untuk membiayai pembelian rumah baru maupun rumah second, pembelian rumah susun, apartemen, villa, kondominium, pembelian kavling siap bangun, pembelian ruko dan rukan. Bahkan KPR syariah dapat digunakan untuk membiayai pembangunan rumah dan renovasi rumah, pembelian rumah indent, take over pembiayaan dari bank lain dan pembiayaan rumah dengan pola subsidi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline