Lihat ke Halaman Asli

Banu Zahid

Mahasiswa

Hari Bumi: Refleksi Nalar

Diperbarui: 22 April 2020   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jagat raya ini tentu mempunyai batasannya. Dalam islam puncaknya pada hari akhir. Kita sebagai manusia adalah makhluk spesial, cirinya mempunyai akal. Alam ini di disain untuk manusia belajar agar akalnya ingat sang pencipta dan imannya kuat. Hari-hari kita sedikit sombong, kita berjalan, berlari dan berkendara seolah-olah sebuah keberhasilan sebagai manusia. Banyak orang-orang menganggap akal dapat menjadikan kesuksesan, dalam konteks rahman seperti itu, kasih sayang Tuhan untuk seluruh ciptaan_Nya.

Sebagai makhluk lemah tentunya kita juga harus paham bahwa sebatas kecanggihan yang dimiliki manusia tidaklah seberapa. Lihat saja mereka tinggal dimana? Tentu saja tempat yang dirancang pas untuk kehidupan makhluk yaitu bumi. Bumi sebagai tempat kita belajar, beribadah untuk bekal hari akhir menjadi bagian yang harus kita apresiasi dan hargai. 

Tidak pernah tahu kalau bumi ini begitu baik pada kita. Saking baiknya kita justru melupakan segala apa yang bumi beri. Air, makanan, udara dan seluruhnya apa yang terkandung dalam bumi, kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari

Sudah sepatutnya kita berterimakasih kepada ciptaan Tuhan satu ini.

Bumi

Mengingat ingat mu, 

aku jadi malu,

aku jadi tak berdaya, 

aku jadi lemah dan aku jadi hina.

Menceritakan mu, 

aku tak kuasa, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline