Lihat ke Halaman Asli

Bangun Sayekti

Sarjana, Apoteker

Ayat Mana Diamalkan

Diperbarui: 12 Juni 2020   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah bagi kita semua, amiin.

Penulis mohon maaf kepada saudara -- saudara pembaca yang budiman, karena penulis seorang muslim maka uraian dalam artikel selalu disertakan ayat -- ayat Al Qur'an.  Sehubungan dengan hal tersebut, kepada saudara -- saudara yang non muslim, penulis persilahkan menggunakan firman atau ayat yang sesuai.

Mari kita ikuti bersama kelanjutan uraian tentang takwa, ditinjau dari sisi iman atau percaya kepada kitab - kitab. Sebagai orang yang beragama apapun agamanya, tentu kita wajib beriman atau percaya kepada kitab -- kitab. Artinya kita wajib mempercayai adanya kitab -- kitab Allah. 

Dikisahkan pada zaman kenabian dahulu, dikenal ada 4 kitab besar yang diturunkan sesuai dengan zamannya. Di zaman Nabi Musa As. aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya tercakup dalam kitab Taurat, sekaligus membenarkan kitab-kitab sebelumnya.  Pada zaman Nabi Daud As. aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya, tercakup dalam kitab Zabur, sekaligus membenarkan kitab-kitab sebelumnya. 

Pada zaman Nabi Isa As. aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya, tercakup dalam kitab Injil, sekaligus membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Dan akhirnya sampailah pada zaman Nabi Muhammad SAW. aturan yang berlaku untuk mengatur umatnya tercakup dalam kitab Al Qur'an, sekaligus membenarkan kitab-kitab sebelumnya.

Surat Al Maa'idah ayat 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab -- kitab ( yang diturunkan sebelumnya ) dan batu ujian terhadap kitab -- kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. 

Untuk tiap -- tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat ( saja ), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba -- lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.  

Atas dasar firman Allah tersebut, mari kita sesama makhluk ciptaan Allah yang wujudnya manusia, bersama -- sama, seiring sejalan, saling bahu membahu, saling asah, saling asuh dan saling asih, serta saling menghidupi, dalam berlomba -- lomba berbuat kebajikan di dunia ini.  Menurut agama, dan kepercayaan masing -- masing. 

Dengan mempedomani kitab suci yang diyakini akan dapat mensucikan diri, mensucikan jiwa dan mensucikan hati, guna memperlancar perjalanan kita dalam melakoni hidup dan kehidupan di atas dunia ini, serta kembalinya ke sisi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci, tempat kita semua kembali pada saatnya nanti.

Mari kita amalkan atau kita laksanakan firman atau ayat Allah dengan benar dan tepat, demi terwujudnya kedamaian di atas dunia. Tanpa harus mengkafirkan kelompok yang lain. Tanpa harus memfitnah kelompok yang lain. Tanpa harus menghujat kelompok yang lain. Tanpa harus menyalahkan kelompok yang lain. Tanpa harus menghasut kelompok yang lain. Dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya, karena hakekatnya kita semua ini sedang sama - sama  menjalani ujian Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jadi tidak usah selalu bertengkar, berselisih dan berantem dengan sesama peserta ujian hanya karena perbedaan sisi pandang dalam dunia inderawi. Karena  agama adalah untuk membangun akhlak manusianya, dan bukan untuk memisahkan antara penganut agama yang berbeda. Yang justru akan dapat membuyarkan konsentrasi, sehingga berakibat tidak lulus dari ujian-Nya. Bagi yang muslim, ya sudah barang tentu Al Qur'an yang diyakini sebagai pedoman hidupnya. Sedangkan saudara-saudara yang non muslim, sudah semestinya mempedomani kitab sucinya masing -- masing, silahkan. Toh kita sudah akrab dengan kalimat lakum dinukum waliadin, yang arti harfiahnya: kamu agamamu, aku agamaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline