Lihat ke Halaman Asli

Resto Wulenpari, Bangkitnya Peradaban Maritim Sekala Sungai

Diperbarui: 11 Februari 2019   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kabupaten Gunungkidul hampir sepertiga bagian dibelah Sungai Oya, mengalir dari hulu Wonogiri sepanjang 106,75 km, bertemu dengan Sungai Opak di Kabupaten Bantul. Penggal Sungai Oya, pada posisi Jelok-Beji, karena perkembangan pariwisa, oleh salah satu pengusaha kuliner mulai didenyutkan sebagai uratnadi perekonomian.

Aziz, pemilik Angkringan Kopi Item yang mangkal di lor pasar burung Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, berpikir sederhana. Berjualan makanan di tepian Oya, selain asyik, sekaligus napak tilas peradaban maritim, kerajaan besar Sriwijaya.

Dihimpun dari berbagai sumber,  tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi, kemudian berpendapat, bahwa pusat Sriwijaya berada di pinggir Sungai Musi, antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Perekonomian, pada masa kejayaan Sriwijaya, jalur utamanya adalah laut dan sungai. Azis, ketika memutuskan membuka Resto Wulenpari, di Jelok, Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, DIY, terinspirasi Sungai Musi, dengan jembatan Ampera yang khas dan anggun. Perbedaannya, panjang Sungai Oya hanya sepertujuh dari Sungai Musi yang 750 km itu.

Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmestha, MBA, 28 Oktober 2018, menulis di papan pesan, "Konsep revolusi idustri 4 sudah merambah di Wulenpari, dalam menyatukan, mendayagunakan teknologi di bidang seni dan kuliner dan lain-lain, untuk NKRI".

"Inovasi, motivasi dan keyakinan diri adalah bekal yang dahsyat mengantarkan kepada kesuksesan," tulis Immawan Wahyudi, Wakil Bupati Gunungkidul, pada tanggal, bulan dan tahun yang sama.

Banyak wisatawan domestik yang telah membuktikan dan mencicipi menu kuliner Wulenpari menyatakan puas. Meski harus berjalan kaki lewat jalan setapak sepanjang 1000 meter," timpal Redianto Heru Nurcahya, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat berkunjung Minggu sore, (10/2).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline