Fibonacci Puisi: Dirimu yang Dahulu Dirimu Sekarang
Diperbarui: 13 Agustus 2022 12:57
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)
Fibonacci Puisi: Dirimu yang Dahulu Dirimu Sekarang
dirimu yang dahulu dirimu sekarang samakah jika dikenang dan diterawang di bayang
(dirimu yang dahulu dirimu sekarang, 2022)
Puisi kedua dari empat rincian judul puisi tentang Rencana Merinci Dirimu, khususnya tentang Dirimu yang Dahulu Dirimu Sekarang. Semoga bermanfaat.
Catatan: Puisi empat baris yang berbasis deret bilangan fibonacci: 13, 8, 5, 3. Baris pertama, memiliki jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti bilangan fibonacci: 13. Baris kedua, memiliki jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti bilangan fibonacci: 8. Baris ketiga, memiliki jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti bilangan fibonacci: 5. Baris keempat, memiliki jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti bilangan fibonacci: 3.