Mulai Menulis
Lihat ke Halaman Asli

Bambang Syairudin

Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang ADA. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

Fibonacci Puisi: Menepi

Diperbarui: 12 September 2021   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Menepi

menepi
di sudut hati
baik buruk dihitungi
agar besok yang baik lebih banyak lagi

(siklus kalkulasi, 2021)

Puisi tentang pentingnya menepi untuk mengkalkulasi hasil perbuatan diri.

Deret Fibonacci yang digunakan:
3
5
8
13




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim
Lihat Konten Puisi Selengkapnya

Konten Terkait

Puisi: Elegi Rindu - Merayakan Hari Puisi Nasional

Puisi "Kartini"

Fibonacci Puisi: Hari Rayanya Luka Sembuh Seketika

Si Puisi

Puisi: Mudik

Fibonacci Puisi: Mudiknya Cinta kepada Kesetiaan

Video Pilihan

Terpopuler

Dari Bullies menjadi Buddies: Dampak Kaos Merah Muda dalam Inisiatif Anti-Bullying

Romo Gusti dan Mama Sindy, "Selibat-Menikah" dan Pergaulan yang Sehat

Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pasaman tahun 2023

Guru Penggerak Belum Tentu Guru Ideal di Depan Murid

Kabupaten Pasaman: Tinjauan Pendapatan dan Pengeluaran Tahun 2023 - Tantangan dan Peluang untuk Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Nilai Tertinggi

Pada Siang yang Sepi

Hidup Tidak Selalu Sesuai Scenario

Menembus Rintangan: Menyambut Amanah, Merangkul Proses, dan Menikmati Hasilnya

Kedekatan Antara Ayah dengan Anaknya

Memperkokoh "Jembatan" Pertemanan, Hadiri Acara Hajatannya?

Feature Article

10 Rental Mobil Medan dan Harga Sewanya

Terbaru

Pelajaran dari Beny dan Para Semut di Bunga Anggrek Tanah

Yang Mana Demokrasi

Gratis

Memulihkan Lanskap : Mengapa Pengembangan Terasering adalah Langkah yang Penting untuk Daerah Wonosobo

Zakat Amal

Headline

Kuliah Salah Jurusan, Harus Bagaimana?

Membeli Rumah Tinggal Itu Seperti Mencari Jodoh

Menjaga Punahnya Permainan Tradisional Anak di Era Digital Game

Yakin Sudah Produktif, Awas! Jangan-Jangan Cuma "Fake Productivity"

Di Amfiteater Bromo: Kreasi Budaya dan Seni Siswa Mengemuka