Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Menunggu di Lorong Penantian

Diperbarui: 14 Juli 2022   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo karya Norman Parkinson  - Bersumber dari twitter Apostrophe

Lorong kebetulan kosong. Ada saat menunggu untuk pulang malam. Rumah itu selalu dirindukan, dalam susah dan senang.

Menunggu kepastian, termasuk sulit nian. Karena itu bahan untuk pengambilan keputusan saat ini dan mendatang.

Di lorong penantian itu, pasti pikiran tidak mungkin diam. Semakin banyak keinginan yang dikira paling unggul dan menawan 

Ia menyelinap sebentar, lalu tampil sekilas. Kehendak pun beranak semakin banyak. Daya spiritual tergoda oleh kekuatan nalar.

Kehendak, sejatinya kekuatan ruhani. Ia ada di sekitar, walau hanya sebentar. 

Lorong itu semakin kosong, saat menunggu keberangkatan pulang. Senyap mengendap-endap, sebelum kereta datang. Apalagi hujan masih gemar mengguyur malam. Kemarau pun  tiada kunjung datang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline