Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Gamblang Bergambling

Diperbarui: 16 Mei 2021   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sebelum dan sesudah lebaran, pasti penuh cerita tentang uji nyali. Masih banyak petualang yang menjudikan nasib sendiri dan nasibnya orang lain. Semakin dilarang, semakin tertantang.

Bagi yang telah lama berpuasa mengumpat, inilah saat yang tepat. Pak Polisi dijadikan sasaran kemarahan. Istilah yang berwajib, berubah makna menjadi wajib diumpat dengan kosa kata yang mengerikan. Mengumpat adalah adab yang tidak baik.

Kita kehilangan enerji positif di bulan suci. Mengejar kebiasaan lama, mempertaruhkan segalanya.

Mudik pasti menimbulkan kerumunan. Karena banyak yang punya keinginan di saat yang sama. "Silent spreading" tetap berpotensi membahayakan. Bagi diri sendiri maupun lingkungan.

Uji nyali ketika berlebaran jelas gambling. Risiko tinggi pun tidak disadari. Kita menuju ke ruang tertutup ( closed space). Lalu bersuka ria di keramaian (crowded setting). Kemudian lama berdekat-dekatan (closed contact).

Semuanya  gamblang. Dapat diusahakan dengan gigih berjuang. Tetapi sadarkah yang gamblang  sebenarnya gambling ? 

Gambling atau menjudikan nasib sendiri maupun nasib orang lain terkesan asyik. Seasyik menelusuri jalan tikus, yang dianggap sebagai petualangan. Tidak sadar bahwa itu sangat membahayakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline