Lihat ke Halaman Asli

Bambang Iman Santoso

CEO Neuronesia Learning Center

Geopark-Taman Bumi Indonesia

Diperbarui: 26 April 2021   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Oleh: Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community

Jakarta, 25 April 2021. Taman Bumi atau lebih dikenal dengan sebutan 'Geopark', belakangan ini mulai akrab di kuping masyarakat kita.  Sebagian mereka mungkin masih menanyakan apa arti dan makna Geopark sesungguhnya. Sementara Indonesia memiliki beberapa Geopark, yang di antaranya telah menyandang status 'UGGp - UNESCO Global Geopark'. 

Status ini ditetapkan oleh Dewan Eksekutif UNESCO di Paris. Beberapa kawasan Geopark dimaksud; Cileteuh, Gunung Sewu, Batur, Rinjani, Kaldera Toba, dan terakhir yang memperoleh status ini adalah Belitong. Saat ini ada 14 Geopark Nasional Indonesia yang masih berjuang untuk ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark.

Geopark selain diyakini berpotensi mampu menggenjot industri pariwisata Indonesia pasca pandemi, memiliki pula nilai konsep Global Geopark yang mulia dimisikan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), yaitu: konservasi, edukasi dan pemberdayaan. 

Konservasi di sini dimaksud adalah bagaimana masyarakat setempat, dan tentunya nanti wisatawan yang datang juga, diajak untuk ikut berperan dalam melindungi sampai meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya di dalamnya. Geopark atau geological park merupakan sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi.

Ada unsur pembelajaran atau edukasi di sini. Terutama karena adanya perbedaan. Tiga unsur utamanya adalah geodiversity, biodiversity dan cultural diversity. Edukasi khususnya terkait ilmu kebumian secara luas. Tidak hanya keindahan alamnya saja yang menjadikan tempat ini sebagai taman bumi, tetapi juga dikenal akan wisata budayanya termasuk kerajinan dan kuliner, serta tidak lupa sebagai situs penelitian berbagai aspek ilmu pengetahuan.

Selain sebagai sarana ilmu pengetahuan, geopark diharapkan juga sebagai upaya pengembangan ekonomi masyarakat sekitar melaui geowisata. Pemahaman makna kata pemberdayaan masyarakat diperluas. 

Misalkan; untuk pengembangan suatu area geosite (satu kawasan Geopark terdiri dari beberapa geosites atau geoforest), semaksimal mungkin melibatkan terutama sumber daya manusianya, tidak hanya sumber daya alam lokal. Mulai dari pihak konsultan, developer, kontraktor, investor, serta manajemen dan operasionalnya diutamakan merekrut dan melibatkan masyarakat setempat.

Muncul beberapa kawasan geopark faktanya memang menambah destinasi wisata lokal dan global. Tentu dibedakan profil dan karakter antara turis lokal dengan turis asing. Masing-masing turis asing pun akan memiliki kebiasaan dan perilaku yang berbeda antar berbagai bangsa dan negara. 

Disrupsi teknologi, khususnya teknologi informasi, menyumbang keberagaman profil orang berpikir dan berperilaku baik domestik maupun internasional, yang menambah kompleksitas berkomunikasi efektif hingga ke tingkat engagement menjadi tantangan tersendiri (harnessing diversity: every brain is unique).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline