Lihat ke Halaman Asli

Bentara Selaparang

Amanat Hati Nurani Warga

Budaya "Premanisme," Tantangan Utama Negara Bangsa

Diperbarui: 19 Juli 2022   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zulpan, Kades Mendik Bhakti (baju oblong hijau) saat mengunjungi Kantor Desa Suela tanah kelahirannya. Dokpri

Tingginya angka premanisme yang menyelesaikan sesuatu dengan kekerasan di Desa Mendik Bhakti, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur diungkapkan Kepala Desa Mendik Bhakti, Zulpan, S.Pd pada Selasa (19/7/2022).

"Saya pernah didatangi 60 preman membawa parang ke rumah terkait sengketa tanah," ujarnya saat berkunjung ke Kantor Desa Suela.

Zulpan adalah Kades terpilih Desa Mendik Bhakti yang berasal dari Suela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Ia merupakan sarjana strata satu pada Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram, Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pendidikan Alam (FPMIPA) pada jurusan fisika pendidikan.

Sejak lulus kuliah, ia mengikuti orang tua merantau ke Kalimantan Timur dan mencalonkan diri sebagai Kades Mendik Bhakti pada tahun 2019 dan terpilih.

"Jumlah penduduk Desa Mendik Bhakti 2 ribu jiwa, yang 30 persennya masyarakat Lombok," katanya.

Namun sebagaimana desa-desa lain di Indonesia, persoalan sengkena tanah sangat marak di desa yang dipimpinnya. Bahkan tak jarak warga main hakim sendiri. "Ada yang ditebas gara-gara sengketa tanah," ungkapnya.

Karena persoalan premanisme dan lemahnya penegakan hukum, ia mengatakan tak akan mencalonkan diri lagi. "Cukup sudah satu kali. Karena akses ke kantor cukup jauh dan tidak hotmik. Dan tingginya angka premanisme," jelasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline