Lihat ke Halaman Asli

Anna R.Nawaning S

Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Pantai Menganti Kebumen, Suatu Saat Aku Akan Kembali

Diperbarui: 27 April 2023   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Banyak hal yang bisa saya ceritakan tentang Kebumen, diantaranya kuliner Sate Ambal, Benteng Van der Wijk, Rumah masa kecil Ibu Martha Tilaar, Goa Jati Jajar, sarang burung Walet dan berbagai pantai Selatan yang indah membentang. Tetapi kali ini saya hanya ingin bercerita mengenai objek wisata baru yang dibuka untuk umum di tahun 2011, yaitu : Pantai Menganti.

Dari beberapa sumber bacaan di internet, saya mendapat informasi bahwa Pantai Menganti merupakan salah satu New Zealand-nya Indonesia. Sebenarnya nggak sreg  jika ada pernyataan seperti itu. Rasanya tidak elok kita membandingkan negeri pertiwi nan cantik ini dengan negeri lain. Berhubung saya pernah tinggal di Auckland New Zealand (sehingga nyaris menganggap bahwa NZ merupakan kampung halaman), maka saya penasaran dengan pernyataan yang tersebut. Di tambah lagi banyak sanak keluarga yang tinggal di kabupaten Kebumen. Almarhum orang tua juga masih memiliki lahan sawah di sana. Inilah penyebab hasrat berkunjung ke Pantai Menganti begitu tinggi. Memiliki kaitan emosional yang tinggi terhadap Kebumen, serta sering ditulis sebagai NZ-nya Indonesia. Sungguh terlalu jika saya tidak berkunjung ke pantai ini.


From Purwokerto to Kebumen

Ba'da Shubuh tahun itu, Honda BRV yang dikendarai kakak saya melaju dari sebuah rumah di Purwokerto. Dengan mengikuti instruksi dari keponakan yang menggunakan google maps kami belusukan ke dusun-dusun pinggir Purwokerto, dan muncul di pusat keramaian Karang Wungu Cilacap. Niat awal ingin sarapan pagi di perjalanan, tetapi dengan lancar kami tiba di perbatasan Cilacap - Kebumen dan singgah sejenak di Pantai Logending (Dikenal juga dengan Pantai Ayah) yang terletak di kecamatan Ayah kabupaten Kebumen. Perjalanan kami lanjutkan, dan sepanjang jalan kami menemukan berbagai objek wisata baru yang diberdayakan. Jalan berkelok dan belum terlalu mulus. Yang mengerikan sih melihat kendaraan roda 2 yang main selonong, membawa anak balita di motor dan tidak menggunakan helm. Waduh, mbok ya pada sadar gitu ya kalau mereka juga mengganggu pihak lain. Berbahaya! Asyik loh hidup mentaati aturan dan toleransi sesama pengguna jalan, seperti kami dan beberapa mobil yang mengatur kecepatan dan menjaga jarak saat menemui tikungan tajam dan curam. Alhamdulillah kami selamat semua, dan hati tenang tentunya.

Dok. Pribadi 


Pantai Menganti Yang "Diusung" Sebagai NZ-nya Indonesia

Berbelok di suatu jalan kami memasuki gerbang semi permanent yang ada post semacam tiket box. Kami membeli tiket masuk. Waktu belum hinggap di angka 9 pagi, sehingga kondisi jalan masuk belum terlalu ramai dan masih bersih. Honda BRV yang kami gunakan memasuki parkiran yang lumayan ramai. Kami masih mudah mendapatkan tempat parkir. Melepas pandang ke arah pantai sekitarnya saya manggut-manggut dan dalam hati berkata,"Yaa, keindahannya bisa setara dengan beberapa pantai di New Zealand yang saya pernah singgahi, bahkan mungkin bisa lebih indah andai kita semua melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar sini."

Seorang bapak mendekati kami, nampaknya beliau volunteer atau petugas area kawasan wisata Pantai Menganti. Beliau menjelaskan mengenai keunggulan wisata kawasan yang sebenarnya ingin mereka "jual", yakni jembatan merah dan di dekatnya. Menuju ke Jembatan Merah kami disarankan menumpang shuttle yang telah disediakan. "Sekarang saja kesana-nya. Itu shuttle-nya sudah ada. Klau jam 10 nanti pasti sudah ramai dengan pengunjung lain dan antri panjang."

Kami naik di shutle ke-2 ....hahaha, serius, saya justru malah teringat anak-anak sekolah yang nemplok ke mobil angkutan bak terbuka. Kami melewati jalanan dan kelokan yang lumayan curam. Tawa kami lepas begitu melewati kelokan terjal itu, rasa takut berbalut keceriaan, namun mengasyikkan. Justru kami takut melihat motor-motor di sekitar kami yang pengemudi dan penumpangnya tak mematuhi aturan! Benar, ketika kami kembali ke parkiran ada motor yang terjatuh, menimbulkan luka. Bersyukur ia mengenakan helm. Sayangi dirimu dan empathi ke orang lain dengan berkendaraan yang tertib dan patuh terhadap aturan!

Kami berfoto ria di antara tebing dan mercusuar. Keindahan alam di New Zealand dapat saya saksikan di pantai Menganti Kebumen, tanpa melihat pengunjungnya yang merokok, makan/minum dan membuang sampah sembarangan! Semoga Allah memberi hidayah kepada mereka agar menjaga kebersihan lingkungan dan memberi rahmat serta rezeki berkah melimpah bagi mereka yang tidak merokok dan menjaga kebersihan lingkungannya. Oh ya, keberkehan dan rezeki melimpah berkah juga untuk pengunjung yang memenuhi aturan berkendaraan dengan tertib dan patuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline